Pertumbuhan Ekonomi 1,52 Persen, Soerya Sindir Dua Pemerintahan di Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 16-08-2017 | 20:02 WIB
Sueryo-Respationo.gif
Mantan Wakil Gubernur Kepri, Soerya Respationo (Foto: Irwan HIrzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri semester pertama menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hanya tumbuh 1,52 persen. Angka ini merupakan terburuk sepanjang sejarah di Provinsi Kepri.

Mantan Wakil Gubernur Kepri, Soerya Respationo, mengaku bingung dengan angka pertumbuhan Kepri yang jauh merosot, dari tahun sebelumnya. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Padahal di kabupaten/ kota lainnya angka pertumbuhan ekonomi sangat bagus.

"Kenapa kabupaten/ kota lainnya bisa bagus, sementara Batam pusat perekonomian Kepri dan memiliki dua kepemerintahan, BP Batam dan Pemko Batam. Kenapa ini bisa terjadi?" kata Soerya di Gedung DPRD Kota Batam, Rabu (16/08/2017).

Secara logika, 1 kapal 2 mesin seharusnya perekonomian lebih bagus dibandingkan kabupaten/ kota lainnya yang hanya satu kapal satu mesin.

"Harusnya lebih laju dari 1 kapal 1 mesin, pasti ada yang tidak pas di Batam," ujarnya.

Ia mengaku, harmonisasi antara kedua pemerintahan tersebut tidak seiring berjalan. Hal tersebut lantaran belum adanya aturan pemerintah yang mengatur hubungan antara Pemko dan BP Batam.

Sesuai perintah Pasal 21 UU 53 tahun 2009, sampai hari ini belum dilaksanakan. Perintah dalam UU tersebut adalah, sejak terbitnya peraturan tersebut harus diatur kembali hubungan antara Pemko dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dengan sebuah Peraturan Pemerintah.

"Sampai hari ini belum diterbitkan, sehingga masing-masing mementingkan ego sektoralnya masing-masing Pemerintah di Batam dengan ekonomi daerahnya," tegasnya.

Harusnya, kata Suryo, selama Peraturan Pemerintah itu belum diterbitkan, kedua pemerintahan tersebut harus duduk bersama dan membagi tugas dalam membangun perekonomian yang baik.

"Saya sudah beberapa kali sampaikan soal permasalahan ini, peraturan hubungan kerja Pemko dan BP Batam harus segera diterbitkan," pungkasnya.

Editor: Udin