Ini Sejarah di Balik Pemberian Nama Kapal MT Zaleha
Oleh : Suci Rahmadani
Rabu | 12-07-2017 | 18:26 WIB
MT-Zaleha.gif
MT Zaleha saat dilaunching, Rabu (12/7/2017) di kawasan galangan PT Bandar Abadi di Tanjunguncang, Batuaji (Foto: Suci Rahmadani)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebuah legenda keluarga terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya 23 September 1914 lahir seorang anak lelaki yang bernama Ibnu Sutowo. Setelah tumbuh dewasa Ibnu Sutowo bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia. Sehingga sejarah itu pun bergulir dan diabadikan lah nama istrinya di kapal yang baru dibuat ini.

Direktur PT Bandar Abadi, Maslina Simanjuntak, menjelaskan sejarah singkat pemberian nama kapal yang launching pada Rabu (12/7/2017) di kawasan galangan PT Bandar Abadi di Tanjunguncang, Batuaji.

Maslina menceritakan, pada tahun 1940 Ibnu Sutowo berhasil menyelesaikan pendidikan dokter di Surabaya, lalu bertugas di Rumah Sakit Tentara di Palembang.

"Di tempat tugas inilah Ibnu Sutowo mendapatkan tambatan hati yaitu berkenalan dengan seorang wanita cantik putri Bapak H Safei yang bernama Zaleha. Tidak butuh waktu lama, akhirnya pada 12 September 1943 Zaleha binti H Safei resmi menjadi istri Ibnu Sutowo," jelasnya.

Waktu terus bergulir, Zaleha dengan sendirinya secara perlahan mulai terlibat dalam kegiatan suami sebagai tokoh militer. Pada tahun 1957, Jendral Abdul Haris Nasution (KSAD) menunjuk Ibnu Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatera Utara yg bernama PT Permina.

"Pada tahun 1968, atas instruksi Presiden Soeharto, PT Permina digabung dengan perusahaan minyak milik negara lainnya dan berubah nama menjadi PT Pertamina. Ibnu Sutowo ditunjuk menjadi Direktur Utamanya," ujarnya.

Zaleha, katanya lagi, mempunyai peran besar di balik sukses bisnis Ibnu Sutowo dan selalu memberi dorongan serta pendapat positif kepada suaminya, di samping harus mengurus dan mendidik putra putrinya sebanyak 7 orang.

Pada tahun 1976, Ibnu Sutowo mengundurkan diri dari Pertamina untuk mengurus bisnis pribadinya.
Dalam mengurus dan membesarkan bisnis pribadinya, Zaleha tetap dengan setia mendampingi suaminya dan sesekali bergabung dengan para istri prajurit Persit Kartika Candrakirana, saat itu Ibnu Sutowo berpangkat Letnan Jendral TNI.

"Pada tanggal 12 Januari 2001, keluarga Ibnu Sutowo berkabung karena beliau meninggal dunia, pengelolaan bisnisnya dilanjutkan oleh istrinya. Begitu juga para putra-putrinya, sudah mulai dilibatkan dalam pengelolaan bisnis tersebut yang bernama Nugra Santana," katanya.

Pada tanggal 19 Pebruari 2013, keluarga berkabung lagi karena Zaleha berpulang ke rahmatulloh. Dengan demikian, bisnis pribadi keluarga sepenuhnya dikelola oleh putra putrinya.

Saat ini, salah satu anak perusahaan Nugra Santana yakni PT Pelayaran Umum Indonesia (Pelumin) telah membangun sebuah kapal tanker. Dan sebagai pengabdian putra-putri kepada ibundanya, maka nama ibunda diabadikan menjadi nama kapal yang baru selesai dibangun.

Agar nama ibunda kelak seperti nama ayahanda yang sudah melegenda lebih dulu secara nasional bersama nama besar Pertamina, lahir dari tunas kecil atas kerja keras beliau hingga akhirnya mendunia.

"Di sinilah nama ibunda diangkat menjadi nama kapal tersebut. Dan akan selalu dikenang dan berharap usaha semakin maju," ujar Maslina Simanjuntak mengakhiri

Editor: Udin