Nurdin Basirun Tak Merespon Pembentukan Badan P3 Khusus Barelang
Oleh : Hadli
Rabu | 14-06-2017 | 16:38 WIB
Kapolda-dan-Gubernur.gif
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun bersama Kapolda Kepri, Irjen Pol Sam Budigusdian usai menghadiri Rapat Koordionasi Lintas Sektoral Pengamanan Idul Fitri 1438 H di Mapolda Kepri, Rabu (14/06/2017).

BATAMTODAY.COM, Batam - Belakangan ini muncul sekelompok orang 'pemikir' yang menilai kota madani yang telah berumur 14 tahun ini layak dimekarkan dari Provinsi Kepri (Kepri). Alasannya pun tergolong unik, menyelamatkan Batam dari perekonimian yang terpuruk.

Namun, gagasan itu tidak direspon positif oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Dia pun mengaku tidak mau pusing dengan adanya rencana sekelompok orang yeng mendeklarasikan Badan Perjuangan Provinsi Barelang. Entah adanya lawan politik di dalam tersebut.

"Mengenai itu (pemekaran Batam dari Provinsi Kepri) saya tidak mau bicara, kita fokuskan aja pada mudik Lebaran Idul Fitri ini," katanya kepada BATAMTODAY.COM usai menghadiri Rapat Koordionasi Lintas Sektoral Pengamanan Idul Fitri 1438 H di Mapolda Kepri, Rabu (14/06/2017).

Sebelumnya, pada Minggu, 11 Juni 2017 bertempat di Ruang Dubai Lantai 3 Harmoni One, Batam Center, telah dideklarasikan Badan Perjuangan Pembentukan Provinsi Khusus Barelang (B3) Khusus Barelalang.

Soerya Respationo, Ketua Partai PDI Perjuangan dikokohkan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Badan P3 Khusus Barelang, anggota DPRD Kepri Taba Iskandar sebagai Ketua. Selain itu juga Asmin Patros, Sukri Syahrial dan beberapa orang lainnya termasuk LSM.

Soerya Respationo mengatakan, saat ini anggapan yang beredar adalah bahwa munculnya badan ini akan memecah belah. Anggapan tersebut menurutnya salah dan terlalu dipolitisir.

"Ini berangkat dari permasalahan yang terjadi di Kota Batam. Potensinya yang maksimal tidak tergali maksimal. Yang baru digali sekarang ini baru permukaannya saja," ujar mantan Wakil Gubernur Kepri itu.

Karena itu, ia meminta kepada masyarakat yang pro dan kontra untuk tidak saling berpecah. Namun dengan kondisi yang terjadi saat ini, dia mengajak duduk bersama.

"Kalau kita lihat, sekarang ini, pertumbuhan di Kota Batam itu hanya 2%. Sejak terbentuknya Provinsi Kepri, tahun ini adalah tahun terburuk secara ekonomi. Pertumbuhan ekonominya hanya 2 persen, tapi inflasinya lebih dari 2 persen. Ekstrimnya, kondisi ini bisa mengarah menjadikan Batam sebagai daerah gagal," paparnya.

Sehingga, tambahnya, siapa pun kita yang mengaku sebagai masyarakat Batam harus bertanggung jawab. Untuk bagaimana membawa kita semua tidak mati di lumbung padi. Salah satu filosofi badan ini adalah mencari solusi alternative.

"Tolong teman-teman saya di badan ini jangan diserang. Kalau mau mencari solusi, ayo duduk kita diskusi. Bahkan, setengah debat tidak apa-apa. Jadi, yang pro dan yang kontra mari kita duduk bersama. Jangan berkoar-koar di media sosial," pungkasnya.

Taba Iskandar mengatakan, badan ini adalah badan pekerja. Jadi, dia bukan satu-satunya sebagai alat perjuangan.

"Tapi, kita mencoba mengambil peran. Kita memerlukan dukungan, politik, sosial dari semua komponen. Sebelum sampai pada tahapan kongkrit itu, badan ini menyelesaikan semua dokumen," ujarnya.

Sejauh ini, Badan P3 Khusus Barelang hanya menyampaikan Batam dalam keterputukan ekonomi dan pertumbuhan ekonominya hanya 2 persen dengan inflasi lebih dari 2 persen. Tapi tidak pada memberikan rumusan perbaikan ekonomi bila terpisah dari Kepri yang baru berumur 14 tahun.

Editor: Udin