Ormas Melayu Dukung Kenaikan TDL Batam pada Kisaran 30 Persen
Oleh : Gokli Nainggolan
Sabtu | 06-05-2017 | 08:50 WIB
pln-01.gif

Tokoh Melayu Datuk Huzrin Hood bersama dengan Ketua dan aktivis Gerak Keris. (Foto: Gokli Nainggolan)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gonjang-ganjing kenaikan tarif dasar listrik (TDL) Batam belum berakhir. Peraturan Gubernur (Pergub) Kepri tentang penetapan kenaikan TDL sebesar 45 persen sesuai dengan usulan PLN Batam dievaluasi ulang.

Kendati banyak yang menolak, tak sedikit pula yang mendukung. Tentunya, yang menolak dan mendukung punya argumentasi masing-masing dan keputusan akhir tetap di tangan regulator dalam hal ini Pemerintah Provinsi Kepri.

Mereka yang mendukung, setuju TDL dinaikkan pada kisaran 30 persen, bukan 45 persen seperti usulan PLN Batam. Pendapat ini akan disampaikan ke Gubernur Kepri sebagai masukan dalam membuat keputusan.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Gerak Keris, Humaidi usai melakukan dialog bersama sejumlah ormas, LSM, OKP dan mahasiswa yang membahas tentang kenaikan tarif listrik Batam, Jumat (5/5/2017) sore di PIH Batam Center.

Humaidi mengatakan, setelah melakukan observasi, pihaknya menemukan dua pendapat berbeda soal kenaikan tarif listrik Batam. Sebagaian menolak, sebagaian lagi setuju asal kenaikan tidak sampai 45 persen.

"Rata-rata setuju kenaikan pada kisaran 30 persen agar bisa melistriki masyarakat di hinterland," ujarnya.

Selain melistriki pulau-pulau hinterland yang masih termasuk wilayah Batam, Gerak Keris berharap PLN Batam bisa memberikan pelayanan prima, tidak melakukan pemadaman. "Kalau melihat daerah-daerah lain, sampai saat ini PLN Batam masih yang terbaik," katanya.

Pada kesempatan itu, hadir juga tokoh masyarakat Melayu, Datuk Huzrin Hood. Ia mengaku diundang untuk mendengar langsung tanggapan masyarakat terkait kenaikan TDL Batam. Tanggapan dan pendapat itu, kata dia, akan disampaikan ke Gubernur Kepri sebagai masukan sebelum membuat keputusan terkait TDL Batam.

Menurutnya, Gubernur Kepri perlu bersikap arif menyikapi persoalan kenaikan tarif listrik itu. Jika Gubernur menaikkan tarif listrik, tentu ia juga harus bisa menaikkan taraf hidup masyarakat agar mampu membayar listrik.

"Saat ini pembahasan tengah berlangsung, kinaikan pada kisaran 30 persen tapi masih ada yang minta turun lagi," kata Huzrin Hood.

Huzrin juga mendukung kenaikan TDL Batam di kisaran 30 persen, tetapi dengan pertimbangan PLN Batam harus menghidupkan listrik tanpa ada pemadaman dan memperhatikan kebutuhan listik masyarakat hinterland.

"Kita perlu berpikir untuk kemajuan bersama, masyarakat hinterland perlu diperhatikan," kata dia.

Terpisah, Humas PLN Batam Bukti Panggabean mengatakan, pihaknya tetap pada usulan semula, penyesuaian tarif listrik Batam sebesar 45 persen. Hanya saja, sebagai operator pihaknya tetap menyerahkan keputusan kepada regulator.

"Keinginan kami, penyesuaian tarif listrik tetap 45 persen. Jika pemerintah memberikan kesempatan, kami akan berkontribusi melistriki pulau-pulau hinterland," jelasnya.

Dikatakan Bukti, usulan penyesuaian tarif 45 persen tersebut sudah melalui kajian dan pertimbangan yang matang. Pihaknya tidak ujuk-ujuk mengusulkan tanpa ada hitung-hitungan yang ril.

"Kami berharap pemerintah mempertimbangkan agar PLN Batam tetap eksis dan dapat memberikan pelayanan prima," tegasnya.

Editor: Dardani