Waw, Ada Songket Khas Palembang di Batam Bagus Trade Expo 2017
Oleh : Michael Elya Silalahi
Jum'at | 05-05-2017 | 19:50 WIB
Cek-Romlah-dan-songketnya-400x192.gif

Menurut Cek Romlah, Songket Naga Bersaung yang dipegangnya itu merupakan Kepala Songket Palembang. Kepala Songket artinya, jenis motif songket yang sering digunakan dalam acara-acara besar atau perayaan adat di Palembang.(Foto: Michael Elya Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Produk songket khas Palembang, menjadi salah satu produk UMKM yang dipromosikan secara langsung kepada masyarakat melalui pameran yang diselenggarakan PT Mitra Mandiri Promosindo, dalam pameran yang bertajuk Batam Bagus Trade Expo 2017.

Cek Romlah, sang pemilik usaha yang merupakan asli Palembang itu mengatakan, selama dua hari pameran ini, sangat membantu dirinya untuk memperkenalkan produk andalan Palembang. Dia juga berharap, melalui pameran tersebut pendapatannya bisa meningkat.

"Tiap bulan untuk penjualan di lokal bisa lumayan lah, dan dari acara ini berharap 13 stel songket yang kami bawa, banyak yang beli ataupun order nantinya," ujar Cek Romlah kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (5/5/2017).

Berbagai produk kain tradisional yang Cek Romlah jual, khususnya kain songket berbahan sutera, tersedia dengan berbagai macam ukuran dan motif khas Palembang. Misalnya motif lepus, motif bunga cino, motif limar cantik manis, motif naga bersaung, motif nampan perak, bunga teratai, bintang antik, dan bintang kayu apoi.

“Satu stel songket ini terdiri dari kain dan selendang songket, harga yang kami tawarkan mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta, tapi pembeli bisa beli sesuai keinginan. Harga untuk songket selendang kami jual Rp800 ribu, sedangkan untuk kain songketnya saja mulai dari Rp3 jutaan," tuturnya.

Menurut Cek Romlah, Songket Naga Bersaung merupakan Kepala Songket Palembang. Kepala Songket artinya, jenis motif songket yang sering digunakan dalam acara-acara besar atau perayaan adat di Palembang.

Tak heran bahwa harga yang diberikan untuk motif naga bersaung sangat tinggi, dengan benang-benang emas yang menjadi ciri khas yang memberikan nuansa glamor.

Lebih lanjut dia menambahkan, usaha yang sudah dimulai sejak tahun 1980 dalam proses produksinya itu, telah memperkerjakan 30 orang pekerja. Masing-masing songket dikerjakan sendiri tanpa mengunakan mesin, dengan jangka waktu pengerjaan per songket kurang lebih satu hingga tiga bulan.

Tidak hanya monoton kain dan selendang songket saja yang dipamerkan dalam gelaran yang diadakan di auditorium Megamall Batamcenter, Batam itu. Bahkan ia juga menghadirkan koleksi busana songket yang tampil dalam berbagai variasi. Misalnya kemeja, gaun, dan pakaian terusan. Sehingga koleksi busana yang ditampilkan dalam booth pameran, menjadikan tampilan songket tak terkesan terlalu tradisional.

Editor: Udin