Miris, 70 Persen Pulau di Batam Belum Miliki Air Bersih
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 22-03-2017 | 13:50 WIB
Kadis-Cipta-Karya-Batam-01.gif

Suhar, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kota Batam. (Foto:Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penderitaan masyarakat hinterland sejauh ini belum bisa teratasi oleh Pemerintah Kota Batam. Pasalnya, masih warga banyak pulau yang mengalami ketertinggalan baik dari segi sarana dan prasaranan sosial ekonomi.

 

Padahal provinsi Kepri khususnya Batam salah satu daerah di Indonesia yang wilayahnya merupaka wilayah yang banyak perairan dibanding daratan. Namun demikian perhatian pemerintah sampah detik ini sangat minim, dilihat dari minimnya sumber air bersih. Di mana, sedikitnya 70 persen pulau di Batam belum memiliki sarana tersebut.

"Hampir 70 persen pulau di Batam belum memiliki air bersih," ujar Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) kota Batam, Suhar, Rabu (22/03/2017).

Melihat kondisi itu, Dinas CKTR Batam pada tahun 2018 berencana mengalirkan sumber air bersih di pulau yang tidak memiliki sumber air seperti waduk. Suhar mengaku pulau Lengkang akan menjadi usulan pertama dalam mengalirkan air bersih.

"Rencan tahun depan pulau Lengkang, karena sekarang di sana tidak ada sumber air seperti waduk," katanya.

Penerapanya kata Suhar masih dilakukan kajian, apakah akan membuat waduk atau menggunakan pengelolaan Sea Water Riverse Osmosis (SWRO) atau air laut menjadi air tawar yang masih menjadi percontohan di Belakangpadang.

"Sekarang sumber air di pulau Lengkang ditrasfer melalui pulau Mecan dari waduk yang diresmikan beberapa waktu lalu. Tapi air di pulau Mecan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dua pulau. Pulau Mecan dan Sarang kalau dibagi ke pulau Lengkang fasilitas air sangat berkurang," jelasnya.

Namun demikian nantinya pengelolaan sumber air SWRO masih dilihat di Belakangpadang, apabila berhasil dan diterima oleh masyarakat pulau Perindu tersebut. Apabila diterima tidak menutup kemungkinan pulau-pulau di Batam akan akan menerapkan sistem tersebut.

"Kalau di belakangpadang memang besar anggaranya. Tapi kalau menerapkan dengan sekala yang berbeda dengan kapasitas kecil tentu anggaran yang dikeluarkan sedikit," pungkasnya.

Editor: Gokli