Tak Dilibatkan dalam Sosialisasi Manifes Elektronik

ASPEL B3 Indonesia Siapkan Aksi Protes KLH dan DLH Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 11-03-2017 | 17:02 WIB
pengusahalimbahbatam.jpg

Angota ASPEL B3 Indonesia tengah berunding sebelumm melakukan protes ke KLH dan BLH Batam atas sosialisasi manifes elektronik yang tidak dilibatkan. (Foto: Irwan Hirzal)

 

BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Pengusaha Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Aspel B3) Indonensia menyayangkan sikap Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dan Dinas Lingkungan Kota Batam yang tidak melibatkan mereka dalam agenda Sosialisasi Pelaksanaan Manifest Elektronik untuk Pengangkutan Limbah B3.

"Aspel adalah wadah yang memiliki keanggotaan 38 perusahaan transporter yang terlibat langsung dalam pengangkutan limbah B3. Namun dalam kegiatan yang diselenggarakan KLH dan DLH Batam, kenapa Aspel tidak dilibatkan. Untuk itu kami protes," ujar Ketua Umum Aspel B3 Indonesia, Barani Sihite, Sabtu (11/03/2017).

Disampaikannya, aturan dari perundangan yang disosialisasikan KLH dan DLH Kota Batam tentang manifes elektronik sangat penting untuk diketahui Aspel. Sebab dalam hal ini transporter sebagai mitra pemerintah dan perusahaan penghasil limbah B3 yang melakukan pengangkutan, bukan Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) di Batam.

"Tapi kenapa dalam hal ini KPLI yang dilibatkan. Inilah yang kami tidak mengerti dari sosialisasi yang dilakukan. Apakah agenda itu tertutup, sehingga kami tidak diundang. Kalau tertutup dalam agenda itu jelas tertulis sosialisasi," ujar Barani Sihite.

Sosialisasi, lanjut Barani, tentunya harus diketahui untuk umum bukan tertutup seperti yang dilakukan dengan melibatkan Kurniawan, sebagai pemilik KPLI dan perusahaan penghasil limbah.

"Yang memiliki nomor manifes adalah Importir. Bukan KPLI. Maka itu kami jadi bingung. Pekerjaan kami yang tengah disosialisasikan tapi kami tidak dilibatkan. Ini jelas pembodohan kepada transporter," tuturnya.

Dikatakannya, sosialisasi yang dilakukan dengan melibatkan PT Desa Air Kargo selaku pengelola KPLI diketahui anggota melalui media sosial yang diadakan disalah satu hotel yang ada di Batam Center. Dari informasi itu, tersebar keseluruhan anggita Aspel.

"Melalui informasi itu anggota kecewa. Anggota merasa diperlakukan tidak adil dan diskriminatif oleh penyelenggara dalam hal ini adalah KLHK," terangnya.

Menanggapi informasi adanya Sosialisasi Pelaksanaan Manifest Elektronik untuk Pengangkutan Limbah B3 yang dilaksanakan pada Jumat, 10 Maret 2017 lalu di salah satu hotel di kawasan Batam Center, Aspek B3 Indonesia melakukan pertemuan di Kepri Mall karena kecewa.

"Seharusnya ketika sosialisasi ini diselenggarakan untuk mendapatkan informasi tentang UU ini, kami harus mendapatkan, namun kami tidak dilibatkan dalam kegiatan itu.Sementara kami adalah pelaku utama dalam limbah B3 malah yang diundang yang tidak berkepentingan," kata Ketua Harian Asple B3 Indonesia, Arlon Veristo.

Dikatakannya, kenapa informasi publik yang dilaksankan pemerintah tentang manifes elektronik ini tertutup yang seharusnya dilakukan terbuka untuk umum, sehingga sebagai pelaksana dari produk yang disosialisasikan mengetahui mengetahui sebagai pelaksana. "Dengan kejadian ini seolah asosiasi (Aspel) ini tidak dianggap," tuturnya.

Dia mengatakan, pihaknya akan mempertanyakan kepemerintahan dalam hal ini KLH dan DLH Kota Batam sebagai penyelenggara atas tidak dilibatkannya Aspel B3 Indonesia sebagai perusahaan transporter yang terjun langsung sebagai pengangkut limbah B3.

"Dengan kejadian ini timbul pertanyaan dari, kenapa yang dilibatkan hanya satu perusahaan penadah limbah. Apakah KLH ada kerja sama dengan Desa Air AIK secara tersembunyi yang kita tidak tahu. Atau ada rencana lain di balik ini. Makanya kami butuh jawaban yang tepat sehingga tidak menimbulkan fintah," tegasnya.

Sementara itu, Sekjen Asple B3 Indonesia Samsul Hidayat membenarkan, bahwa dalam sosialisasi manifes elektronik yang diadakan tersebut Aspek sebagai perusahaan transporter pengangkut limbah tidak mendapat undangan.

"Memang tidak ada udangan secara resmi kepada Aspel dalam aganda itu. Itu juga yang membingungkan semua anggota Aspel sebagai teransporter limbah B3 yang tidak dilibatkan. Padahal sosialisasi tentang manifes elektronik yang sebelumnya manis manual hanya dimiliki transporter," tuturnya.

Editor: Dardani