Tak Bertuan, Kapal MT Atlantik33 di Bawah Pengawasan Poda Kepri
Oleh : Hadli
Sabtu | 25-02-2017 | 14:38 WIB
tankertakbertuan.jpg

Pihak Pertamina beserta Pelindo saat turun ke lokasi MT Atlantik33 yang terdampar di Tanjung Memban, Batubesar, Kecamatan Nongsa. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapal tanker MT Atlantik 33 yang terdampar di Pantai Tanjung Memban, Batubesar, Kecamatan Nongsa, Batam, sejak Rabu, 15 Februari lalu masih kandas di pesisir pantai timur wilayah Batam.

Kapal tanker khusus membawa muatan minyak yang kini dalam pengawasan Ditpolair Polda Kepri telah mengundang perhatian sejumlah instansi, seperti Kantor Pelabuhan (Kanpel), Pertamina Tongkang dan Kantor Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

"Mereka sudah ke sini (Tanjung Memban) melihat langsung kondisi kapal," kata Tokoh Masyarakat Tanjung Memban, Raja Ahmad, yang turut berperan melindungi kapal tanpa bendera tersebut bersama anggota Polair sejak terdampar.

Saat ini, katanya, ketiga instansi itu sedang melakukan perundingan. Pembahasan yang dilakukan guna mengeluarkan anggaran untuk menarik kapal tak bertuan tersebut dari bibir pantai.

"Mau ditarik ke mana kami belum tahu. Belum ada perkembangan kabar dari Kanpel, Pertamina dan Pelindo semenjak turun ke sini," kata Raja Ahmad kembali.

Berdasarkan aturan yang didengar dari ke tiga instansi itu, katanya, bila dalam 180 hari (6 bulan) belum ada juga pihak menunjukkan keaslian dokumen-dokumen kapal KM Atlantik 33, maka akan diambil alih oleh negara.

"Mungkin akan dilakukan lelang bila dalam 180 hari tidak ada menunjukkan kepemilikan kapal. Kalaupun ada tentunya akan diselidiki aparat kebenarannya, karena tidak begitu saja dokumen yang ditunjukkan dapat dipercaya," kata dia.

Berdasarkan data yang diterima BATAMTODAY.COM, Kapal MT Atlantik33 memiliki daya tampung 507 ton minyak yang terdiri dari 6 tangki. Kapal tanpa bendara ini khusus untuk mengantar minyak jenis solar.

"Informasinya sebelum terdampar di sini, kapal itu tengah merapat ke salah satu kapal tanker yang sedang Lego jangkar di tengah (laut OPL)," kata Raja Ahmad kembali.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kapal Tanker bernomor lambung ATL NTIC33 terdampar di Pantai Tanjungmemban, Batubesar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kamis (16/2/2017).

"Sejak pagi tadi sudah terdampar di pantai ini. Tidak tau dari mana dan mau ke mana," kata Mazlan, warga Tanjungmemban, di lokasi, Kamis (16/2/2017 siang.

Awalnya, kata dia, pada Rabu (15/02/2017) siang, kapal yang belum diketahui asal muasalnya itu berada di agak tengah laut. Namun angin dan ombak yang berhembus (musim angin Utara) perlahan menyeret kapal minyak itu sampai ke bibir pantai di depan rumahnya.

"Kapten beserta anak buah kapal sudah tidak ada. Pagi tadi pihak Syahbandar sudah mengecek. Di atas kapal sudah berantakan termasuk di ruang kemudi," kata Mazlan yang mengaku mengantar Syahbandar Nongsa ke atas kapal untuk melakukan pengecekan.

Satu hari setelah kandas di pantai Tanjung Memban, Kapal tersebut saat ini dalam pengawasan Direktorat Perairan (Ditpolair) Polda Kepri.

"Berdasarkan laporan Direktur Polair, sebelumnya kapal tersebut tengah lego jangkar di laut OPL Timur (104) depan Batubesar," kata Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol S Erlangga, Jumat (17/02/2017).

Cuaca yang buruk pada musim angin Utara ini, menyebabkan tali jangkar Kapal Tanker minyak tersebut putus. Sehingga angin dan ombak menyeret kapal sampai ke bibir pantai.

"Karena cuaca dan gelombang cukup tinggi, akhirnya tali lepas dan terseret sampai di lokasi saat ini," kata mantan Wadir Sabahara Polda Kepri itu kembali.

Sejuah ini, tambah Akpol 1990 ini, belum diketahui asal muasal kapal tanker itu. Namun sudah ada pihak yang melaporkan bertanggung jawab atas keberadaan kapal itu.

"Agen kapal yang mengaku bertanggung jawab sudah dipanggil untuk diambil keterangannya. Tapi belum bisa dipastikan apakah mereka sebagai pemilik kapal," ujar Erlangga.

Editor: Dardani