Hasil Rapat, Pembangunan Rumah Ibadah GKPI di Sekupang Dihentikan Sementara
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 24-02-2017 | 18:02 WIB
mediasi-GKPI.gif

Camat Sekupang, M Arman, memimpin rapat mediasi antara warga perumahan Taman Putri Fortuna dan Pondok Awal dengan pengurus pembangunan Gereja Kristen Prostestan Indonesia (GKPI) di Kelurahan Seiharapan, Kecamatan Sekupang (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Hampir 8 tahun permasalahan antara warga perumahan Taman Putri Fortuna dan Pondok Awal dengan pengurus pembangunan Gereja Kristen Prostestan Indonesia (GKPI) di Kelurahan Seiharapan, Kecamatan Sekupang akhirnya putus.

Keputusan tersebut dikeluarkan Camat Sekupang, M Arman, usai melakukan mediasi dengan menghadiri pengurus GKPI dan masyarakat yang menolak pembangunan tanpa izin tersebut.

"Kami putuskan mulai besok, pembangunan dihentikan sementara, sampai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan dokumen lainnya bisa dilengkapi," ujar Arman dalam mediasi di Kantor Camat Sekupang.

Dalam mediasi yang juga diahadiri oleh Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemeng) Batam, Zulkifli Aka dan Kepala Badan Kesbangpol, Yazit, berjalan dengan lancar. Meskipun ada perdebatan antara pengurus GKPI dengan masyarakat setempat yang hadir dalam rapat itu.

Menurut Arman, permasalahan ini sudah cukup alot. Mulai dari turun ke lapangan mengecek ke lokasi dan bertemu oleh panitia pembangunan serta ketua RT/RW setempat, sampai ke pembahasan RDP di Komisi I DPRD Kota Batam.

"Kami dari Camat dan perangkat di bawahnya tetap berdiri di tengah, meskipun dari manapun agamanya. Kami pada prinsipnya bercermin pada aturan yang ada. Kalau memang belum ada izin harus mengikuti prosedur yang ada," katanya.

Sehingga, permasalahan ini tetap berjalan kondusif dan aman. Ia mengaku, Kecamatan tetap mengutamakan   suasana yang aman tanpa ada perpecahan antar masing-masing agama.

"Kami mau tetap suasana kondusif dan ikuti aturan yang ada," tegasnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Batam Zulkifli Aka berharap, satu sama lain agama agar rukun dan kedamain jadi harga mati. "Jangan ada berpecah belah meskipun beda keyakinan. Alhamudlilah sejak saya di Batam suasana tetap kondusif," pungkasnya.

Editor: Udin