Pancasila Banyak Hadapi Tantangan

Dwi Ria Latifa Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di SMAN 10 Batam
Oleh : Romi Candra
Kamis | 23-02-2017 | 14:38 WIB
empatpilardwi.jpg

Anggota DPR RI Dwi Ria Latifa saat menyampaikan sosialisasikan empat pilar kebangsaan di SMAN 10 Batam. (Foto: Romi Candra)

 

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota DPR/MPR RI, Dwi Tia Latifa, mendatangi SMAN 10 Batam di Jembatan 5 Barelang. Selain untuk melihat kondisi sekolah, kunjungan ini juga untuk mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan ke pelosok-pelosok daerah, Kamis (23/2/2017).

 

Dalam sosialisasi tersebut, Ria menyampaikan paparan berjudul, "Menegaskan Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa dalam Praktek Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa".

Menurutnya, Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai agama, suku, bangsa, adat istiadat, dan bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas tidak mungkin berhasil disatukan tanpa adanya ikatan yang jelas. Ikatan yang jelas itu bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila.

"Pancasila merupakan ideologi bangsa dan telah menjadi unsur pengikat yang mempersatukan masyarakat Indonesia," ungkapnya.

Dilanjutkannya, Ideologi ini tumbuh dari kekhasan sifat masyarakat Indonesia yang digali secara mendalam oleh para pendiri bangsa ketika merumuskan dasar negara.

"Empat pilar kebangsaan itu, sendiri yakni terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhineka Tunggal Ika," tambahnya.

Namun, Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia saat ini banyak menghadapi tantangan. Salah satunya datang dari beberapa kelompok yang ingin merubah Pancasila dengan paham, ajaran, ataupun ideologi yang mereka anut.

Di sisi lain, juga terjadi kemerosotan nilai-nilai Pancasila, misalnya Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Ini ditandai oleh adanya konflik-konflik sosial disertai oleh mencuatnya identitas kelompok dalam bentuk politik identitas.

"Kondisi ini dapat dirasakan saat pelaksanaan pilkada di berbagai daerah. Pihak-pihak yang berkompetisi dalam Pilkada dimunculkan dan dihadap-hadapkan dalam dua kubu yang saling bertentangan, yaitu kubu nasionalis dan kubu religius," lanjutnya.

Bila pengkotak-kotaan ini dibiarkan terjadi terangnya lagi, maka dikhawatirkan justru akan berdampak negatif terhadap upaya membangun kerukunan, persatuan dan kesatuan di tengah kehidupan berbangsa.

"Ini harus kita wanti-wanti dari sekarang. Kenapa kita mendatangi kawasan yang beradacdi pelosok, karena dikhawatirkan adanya kelompok yang datang dan mempengaruhi. Karena itu, kita mulai mensosialisasikannya dari daerah paling ujung serta kepada generasi muda yang merupakan penerus bangsa," terangnya.

Ia juga mengatakan, untuk mencegah adanya kemerosotan terhadap nilai-nilai Pancasila, maka diperlukan adanya pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.

"Pengamalan nilai-nilai Pancasila itu harus dilakukan dalam setiap aspek kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun sosial budaya," tegasnya.

Selain mensosialisasikan empat pilar kebangssan tersebut, Ria sendiri yang merupakan berasal dari Dapil Kepri, ingin melihat secara langsung kondisi dunia pendidikan yang berada di pelosok, seperti SMAN 10 Batam sendiri.

SMAN 10 Batam yang berada di Jembatan 5 Barelang, saat ini listriknya dibantu dengan ganset. Sehingga, murid-murid serta guru di sekolah, mengharapkan adanya penerangan lampu, dengan listrik berasal dari PLN Batam.

"Harapan kami kalau bisa ads penerangan dengan listri dsri PLN Batam. Sekarang masih dibantu ganset. Kami berharap bisa lebih diperhatikan, karena ini menyangkut dunis pendidikan," ujar salah seorang guru di lokasi.

Editor: Dardani