Rekomendasi Izin Pinjam Pakai Hutan Lindung Waduk Tembesi Tertahan di Gubernur
Oleh : Hadli
Kamis | 09-02-2017 | 18:26 WIB
foto-berita-babi4.jpg

Badan Pengusahaan (BP) Batam menyampaikan, Gubernur Kepri Nurdin Basirun masih menahan surat rekomendasi pinjam pakai kawasan hutan lindung penggunaan Waduk Tembesi. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyampaikan, Gubernur Kepri Nurdin Basirun masih menahan surat rekomendasi pinjam pakai kawasan hutan lindung penggunaan Waduk Tembesi ke Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Kementerian Kehutanan RI.

"Untuk mengoperasikan waduk Tembesi, BP Batam telah mengurus izin pinjam pakai kawasan hutan lindung ke Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Kehutanan. Tapi rekomendasi harus dari Gubernur. Surat rekomendasi sudah kita kirim sejak Juni 2016 lalu, namun belum ada jawaban sampai saat ini," kata Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam Purba Robert M Sianipar saat menjelaskan kondisi waduk di Batam.

Dia mengatakan, enam dari lima waduk yang masih dioperasikan ATB saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Batam. Hal itu dikarenakan daerah tangkapan air dan lingkungan waduk saat ini sangat buruk.

"Karena adanya rumah liar, perambahan hutan, kegiatan peternakan, pertanian dan perikanan, kerambah ikan, limbah industri dan rumah tangga, encek gondok serta kegiatan ilegal lainnya," tutur Robert.

Akibat kegiatan itu semua, waduk terjadi pendangkalan erosi dan sedimentasi. Belum lagi terjadinya perubahan iklim global dengan musim kemarau yang berkepanjangan (El Nino).

Lima waduk yang dioperasikan saat ini, sepeti Waduk Nongsa, saat ini hanya dapat mengalirkan air 60 liter per detik (lt/dt). Waduk Duriangkang 3000 lt/dt, Waduk Mukakuning 310 lt/dt Waduk Sei Ladi 240 lt/dt dan Waduk Sei Harapan 210 lt/dt.

Robert juga memaparkan, berdasarkan data tahun 2015 mengenai pemakaian air baku, mencapai 99.200.000 M3 serta 3.145 lt/dt yang menghasilkan air bersih sebesar 93.010.000 M3 serta 3.948 lt/dt untuk memenuhi kebutuhan penduduk Batam 1 juta orang.

Proyeksi tahun 2017, kebutuhan air baku mencapai 113.570.000 M3 serta 3.601 lt/dt (air bersih 106,49x10,6 M3 serta 3475 lt/dt). Adapun total ketersediaan air baku dari lima waduk yang ada (Waduk Baloi non aktif) mencapai 104.260.000 M3 serta 3.820 lt/dt. Sehingga terjadi devisit air bersih.

"Waduk Duriangkang mempunyai kontribusi mencapai 70 persen untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Batam, sedangkan kondisi muka air waduk Duriangkang per 1 November 2016 adalah -3,18 meter dan pada 1 Februari 2017 adalah -1,85 meter dari Batam, muka Spillway elavasi +7,50 meter, apabila musim panas (El Nino-red) akan terus berlanjut. Maka dikhawatirkan akan terjadi krisis air baku," terangnya.

Pembangunan Waduk Tembesi yang dapat menopang kris air dalam waktu tertentu saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Di mana, tambah Robert, Waduk Tembesi merupakan air laut yang dibendung. Dengan mengurangi setengah airnya, membutuhkan waktu 1 tahun untuk melakukan perubahan wujud, dari air asin menjadi air tawar yang didukung dengan curah hujan.

"Kita juga harus melakukan pengerukan (pendangkalan) pada Waduk Tembesi. Sehingga daya tampung waduk tersebut dapat maksimal menampung air, guna kebutuhan seluruh warga Batam dalam jangka tertentu," paparnya.

Editor: Udin