Kapolda Cium Peran Singapura dalam Kisruh Pengusaha-BP Batam
Oleh : Hadli
Jum'at | 25-11-2016 | 09:50 WIB
Kepala-BP-Batam-Hatanto-Reksodipoetro2.gif

Kepala BP Batam Hatanto seusai mengadakan pertemuan dengan Kapolra Kepri Brigjen Pol Sam Budiusdian. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menanggapi curahan hati Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian menduga instrumen yang dimainkan oleh para pengusaha akhir-akhir ini pada BP Batam ditunggangi kepentingan pihak Singapura.

"Jangan-jangan pengusaha bekerja sama dengan negara lain untuk menjatuhkan perekonomian di Batam. Haruslah mendukung kondisi investasi Batam tetap kondusif. Dan bekerja sama dengan pemerintah. Bukan dengan negara lain, dan menjatuhkan martabat bangsa," ujarnya, Kamis (24/11/2016).

Kuat dugaan itu, ungkap Kapolda, adanya pemberitaan media Singapura yang menyebutkan Batam dalam kondisi tidak kondusif, yang disebutkan tengah terjadi kerusuhan. Padahal, kedua kasus yang terjadi berbeda latar belakangnya.

"Jadi pengusaha jangan main-main dengan merendahkan BP Batam. Jika merendahkan BP Batam berarti mereka merendahkan martabat negara," terangnya.

Rapat koordinasi curhatan BP Batam, katanya, patut dididukung penuh, karena BP Batam bagian dari pemerintahan Indonesia. Konsep pembangunan BP Batam saat ini untuk bisa bersaing dengan negara lain.

Polri, tambahnya, akan mengawal proses pertumbuhan yang tengah dilakukan BP Batam guna meningkatkan perekonomian. "Jadi, pengusaha yang teriak-teriak itu dia mafia lahannya," tegas Kapolda.

Ia mengaku sudah mengetahui siapa saja pengusaha yang berteriak atas kebijakan yang dijalankan BP Batam.
Bila para mafia tersebut didapati melanggar ketentuan yang berlaku terkait lahan, instruksinya pada jajaran tindak tegas.

Sam merasa tersinggung ketika ada pengusaha yang menyebutkan banyak jenderal yang menguasai lahan di Batam. "Saya juga jenderal, jadi orang-orang itu jangan asal bicara," tuturnya.

Sam mendungkung penuh BP Batam yang berencana mengembangkan Bubu Hang Nadim Batam dan membangun pelabuhan di tengah-tengah kawasan Industri Kabil yang rencananya pelabuhan itu dengan bandara akan saling terhubung.

"Konsep baru yang akan dibuat BP akan menyiangi Singapura dan negara tetangga lainnya. Yang jelas Singapura akan khawatir, karena tarifnya lebih murah," tutup Sam.

Editor: Yudha