Hormati Proses Hukum, Jaga Keutuhan Bangsa

PMII Batam Nyatakan Tak Ikut Aksi 25 November
Oleh : Romi Candra
Jum'at | 18-11-2016 | 16:14 WIB
ketua-pmmi-batam1.jpg

Ketua PMII Kota Batam, Alamudin. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Polemik kasus Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hingga kini masih bergulir ke seluruh daerah di Indonesia, termasuk Batam. Bahkan, diinformasikan akan kembali diadakan aksi menuntut Ahok oleh umat muslim pada 25 November mendatang.

Namun, berhubung kasus tersebut sudah ditangani oleh aparat penegak hukum hingga Ahok sendiri ditetapkan tersangka, sehingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Batam menyatakan sikap tidak akan ikut menggelar aksi pada 25 November tersebut.

"Kita melihat kasus Ahok sudah diproses sesuai hukum. Karena itu kita harus percayakan aparat hukum. Biarkan proses berjalan. Kami tidak akan menggelar aksi maupun mengirim perwakilan ke Jakarta, jika nanti aksi memang dilakukan," ungkap Ketua PMII Batam, Alamudin, Jumat (18/11/2016).

Keputusan tidak ikut demo 25 November mendatang, ditempuh PMII juga dalam menyikapi kondisi Batam saat ini yang dihadapkan dengan beragam polemik, seperti demo yang akan dilakukan buruh terkait UMK, serta penolakan UWTO.

"Kita tidak ingin menambah ruwetnya Kota Batam. Kita ingin menjaga kebhindekaan tetap utuh, dan tidak ada pihak-pihak memiliki kepentingan bisa memprovokasi," tambah Alamudin, yang didampingi Sektretaris PMII, Zainul Syofian.

Ia juga mengharapkan kepada masyarakat lainnya agar juga bisa menyerahkan kasus Ahok ke proses hukum yang saat ini sudah berjalan.

"Masyarakat juga diharapkan jangan terpancing dan terprovokasi. Kami bukan membela Ahok, namun mengharapkan situasi tetap kondusif. Jika Ahok belum tersangka, kami juga pasti akan melakukan aksi. Namun sekarang sudah jelas kalau Ahok menjadi tersangka," tuturnya.

Dilanjutkan, melihat aksi pada 4 November lalu, umat muslim turun secara spontanitas dan sangat tulus, karena membela agama. Namun malah diboncengi oleh pihak yang memiliki kepentingan, sehingga berujung pada hal yang tidak diinginkan.

"Kami melakukan semua ini, juga agar tidak menimbulkan isu SARA. Masalahnya, setelah aksi 4 November, juga terjadi ledakan gereja di Samarinda. Jangan sampai keadaan ini malah dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak menginginkan keutuhan bangsa kita. Tentunya kami berharap rekan-rekan lainnya bisa mengambil kebijakan yang sama dengan kami," pungkasnya.

Editor: Dardani