Korban Terbanyak Asal NTB

Diperkirakan Jutaan TKI ilegal Masih Bekerja di Malaysia
Oleh : Hadly
Jum'at | 04-11-2016 | 14:18 WIB
Korban-Kapal-TKI1.jpg

BATAM TODAY.COM, Batam - Kapolda Kepri, Brigjen Pol Sam Budigusdian memperkirakan masih ada jutaan warga Indonesia yang bekerja di Malaysia tanpa memiliki dokumen yang sah.

"Perkiraan masih ada jutaan yang tidak memiliki dokumen resmi. Persoalan ini juga sudah dikoordinasi kan dengan Polisi di Malaysia untuk memulangkan meraka semua agar kejadian ini tidak terulang kembali," ujarnya di RS Bhayangkara Polda Kepri, Jumat (4/11/2016).

Tragedi laka laut yang menenggelamkan 101 orang, diantaranya 93 TKI, 5 anak-anak dan 3 orang tekong kapal ilegal, kata Kapolda tidak boleh terulang lagi.

"Masih dipikirkan caranya untuk TKI ilegal dipulangkan dengan jalur yang legal. Namun untuk proses tersebut sangat sulit dan membutuhkan waktu yang panjang," ujarnya.

Para TKI ilegal itu masuk ke Malaysia rata-rata menggunakan dokumen yang sah sebagai pelancong dan tenaga kerja di negri orang. Namun para TKI dengan sengaja tidak mengurus dokumen mereka yang telah habis batas waktunya.

"Mereka lebih memilih hidup di negri orang tampa dokumen yang sah. Berkejar-kejaran dari petugas setempat untuk mengindari tangkapan dan lebih memilik bekerja dengan nasib yang tak jelas, tak terjamin," terangnya.

Korban Terbanyak Asal NTB
Di tempat yang sama, Ismail Marzuki, Sekretaris Dinas Sosial Provinsi NTB mengatakan, dari 93 TKI ilegal yang tengggelam berama 5 anak-anak di wilayah perairan Tanjung Memban, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, setelah bertolak dari Pantai Tembikai Kota Tinggi Johor Baru, Malaysia mayoritas berasal dari Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Dari 5 juta lebih penduduk NTB, satu juta orang merupakan TKI yang bekerja di luar negri. Korban kapal yang tenggelam ini paling banyak warga NTB," kata dia.

Kata Ismail, 1 juta penduduk NTB yang bekerja sebagai TKI terbanyak berada Malaysia setelah Arab Saudi. Provinsi NTB bersama instansi lain, kata dia, sudah melakukan langkah-langkah pencegahan pada warganya bekerja sebagai TKI ilegal. Namun masih banyak oknum-oknum menyesatkan warga NTB.

"Masyarakat yang bodoh malah dibodoh-bodohi lagi oleh mereka dengan cara bujuk rayuan. Padahal kenyataannya TKI yang bekerja di luar negeri tidak seperti yang disampaikan oknum tersebut," katanya.

Ismail mengaku kedatangannya ke Batam mewakili pemerintah NTB untuk mendapatkan data pasti jumlah korban dari provinsi tersebut, bukan mengurus kepulangan.

"Perkembangan sudah dilaporkan ke Pak Gubernur. Saat ini Dinas terkait sedang berkoordinasi terkait masalah ini," ujarnya sembari mengatakan ada sebanyak 24 korban hidup berasal dari NTB.

Para korban hidup yang saat ini masih berada di Selter Lamsuri, Nongsa, mengalami trauma yang tinggi atas peristiwa tersebut. "Mereka mengaku trauma naik kapal. Kalau bisa pemulangan nanti Meraka minta melalui udara," kata dia lagi.

Editor: Yudha