Seminar Nasional di BP Batam

Batam Memungkinkan Jadi Offshore Banking dan Tax Haven
Oleh : Gokli Nainggolan
Jum'at | 21-10-2016 | 08:12 WIB
seminarnasionalbpbatam.jpg

Seminar Nasional di BP Batam

Batam Memungkinkan jadi Sarana Offshore Banking dan Tax Havens

BATAMTODAY.COM, Batam - Pulau Batam, salah satu pulau terdepan di Indonesia memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan khusus perbankan. Selain letak yang sangat strategis, status Free Trade Zone (FTZ) di Batam dapat mendorong pertumbuhan industri dan invetasi.

Rencana mendirikan kawasan khusus perbankan itu, merupakan strategi yang sedang dikaji pemerintah untuk menarik dana kalangan pengusaha dan orang kaya Indonesia yang masih tersimpan di berbagai bank negara asing. Arah dari kebijakan itu, pendirian Offshore Banking dan Tax Heven.

Menyambut kebijakan itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DKI Jakarta, menggelar seminar nasional dengan tema "Pengembangan Batam Sebagai Sarana Banking Offshore dan Tax Hevens".

Seminar bersama asosiasi bisnis, pengusaha, pimpinan perbankan, dan akademisi itu, berlangsung Kamis (20/10/2016) di Gedung BP Batam, dengan menghadirkan tiga narasumber, masing-masing Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD (Menko Perekonomian 2001-2004), Dr. Muliaman D. Hadad, SE, MPA (Ketua Dewan Komisioner OJK), Dr. Anggito Abimanyu, SE, Msc (Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Univ. Gadjah Mada). Selain itu turut hadir Ketua ISEI DKI Jakarta, Halim Alamsyah yang juga merupakan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),

Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro, menyampaikan seminar tersebut untuk memberikan pemahaman mengenai offshore banking dan tax havens terhada pelaku bisnis, khususnya perbankan dan offshore. Selain menambah wawasan, seminar itu juga dilakukan untuk mencari masukan dan saran mematangkan perencanaan dan persiapan pendirian offshore banking dan tax havens pertama di Indonesia.

"Pengembangan offshore banking dan tax haven ini sudah dipikirkan pemerintah dua tahun yang lalu. Sekarang tempatnya masih di lihat," kata dia, usai seminar.

Menurut Hatanto, tujuan pengembangan offshore bankin dan tax havens untuk menarik investasi sebanyak mungkin. Memang kata dia, para investor harus diberi kenyamanan dan kepastian, serta budaya yang bisa menerima dengan baik.

"Syarat utama itu kepercayaan. Tentu harus didukung dengan aturan yang jelas," ujar dia.

Hal yang sama juga disampaikan Dorodjatun, mau tidak mau Indonesia harus mengembangkan offshore banking. Sebab, offshore banking dan tax havens merupakan langkah yang tepat untuk menarik minat investasi, karena akan banyak insentif, berupaa pajak murah dan kemudahan lainnya.

"Kita bisa melihat contoh di Sanghai dan Singapura. Investasi yang masuk per hari mencapai 5-6 triliun dolar. Mau tidak mau, Indonesia harus masuk ke dunia itu," katanya.

Kendati pengembangan offshore banking dan tax havens itu menjanjikan, Dorodjtun mengaku tak bisa memastikan kapan pemerintah mulai menjalankan kebijakan tersebut.

"Kapan dimulai, semua berpulang kepada Pemerintah pusat," katanya.‎

Editor: Dardani