Jokowi Resmikan Masjid Agung Oesman Al Khair Sukadana, Mirip Taj Mahal di India
Oleh : Irawan
Sabtu | 15-10-2016 | 17:19 WIB
jokowi1.jpg

Presiden RI Joko Widodo meresmikan Masjid Agung Oesman Al Khair Sukadana, Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat 

BATAMTODAY.COM, Kayong Utara - Presiden RI Joko Widodo, Sabtu (15/10/2016 ), di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) meresmikan Masjid Agung Oesman Al Khair Sukadana, sebelum membuka pelaksnaan Sail Karimata 2016.

Hadir dalam peresmian tersebut Pimpinan MPR RI Mahyudin, Hidayat Nur Wahid, Oesman Sapta, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Panjitan, Ketua DPD RI M Saleh, beberapa anggota DPD RI, Gubernur Kalimantan Barat, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid, Forkompimda Kalimantan Barat dan lain-lain.

Dalam kesempatan tersebut Presiden RI menandatangani prasasti peresmian Masjid Agung sekaligus menerima replika Masjid Agung yang diberikan langsung oleh Oesman Sapta. Kemudian Presiden RI mengelilingi area dalam dan luar masjid menikmati aristektur Masjid yang sekilas mirip bagunan monumental Taj Mahal di India.

Nama Oesman Al Khair yang terukir menjadi nama Masjid Agung tersebut berasal dari nama Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid tersebut.

Presiden sangat mengagumi arsitektur Masjid. Beberapa kali Presiden mendongakan kepala melihat area Masjid. "Masjid yang sangat megah, yang sangat besar, Masjid Oesman Al Khair, masjid terapung yang kalau kita lihat ke arah laut sangat indah, sangat megah sekali. Alhamdulillah," kata Jokowi.

Masjid Agung Oesman Al-Khair Sukadana terlihat indah dan megah. Berada di tepi laut, Tepat di tengah kelokan bukit yang memagari laut Sukadana. Pondasi masjid dan tiang pancang dengan kokoh menancap di tepi laut. Dalam pandangan mata, apalagi dilihat dari laut terkesan masjid berwarna putih itu melayang di atas air.

Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid bercerita pembangunan masjid itu bermula dari keinginan masyarakat yang ingin memperbesar Masjid Al-Qudsi yang tidak jauh dari area yang kini menjadi Masjid Oesman.

Namun saat warga hendak merenovasi Masjid Al-Qurdsi, datang Wakil Ketua MPR Oesman Sapta yang merupakan putra daerah setempat menawarkan agar membangun masjid baru di atas tanah miliknya.

"Oleh Pak Oesman, tanah tersebut dihibahkan kepada yayasan. Kemudian di dalam rencana pembangunan, kami kesulitan dana. Karena saat itu Kabupaten ini baru saja mekar. Kemudian kita masih banyak membutuhkan dana. Oleh Pak Oesman saat itu ditawarkan untuk menggunakan dana pribadi beliau dan dana Pemkab," kata Hildi.

Dimulailah pembangunan sejak tahun 2012 atas bantuan Oesman Sapta. Warga sekitar lalu bermusyawarah untuk menentukan nama dari masjid yang bakal menjadi kebanggaan baru warga Kalimantan Barat itu. Setelah didiskusikan, muncul agar nama Oesman menjadi nama masjid.

"Maka muncul nama Oesman Al-Khair. Kebaikan dari Oesman. Karena kalau yang menilai kebaikan Oesman itu Allah. Tapi kalau kebaikan dari Oesman, artinya banyak Oesman yang lain juga," kata Hildi.

Sebagian besar bangunan masjid berwarna putih itu dibangun di atas air laut, sehingga bangunan tampak melayang di atas air jika dilihat dari kejauhan. Hildi berharap, Masjid Agung Oesman Al Khair bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Kayong Utara.

Dibangun selama kurang lebih lima tahun sejak tahun 2012 dan selesai bulan Oktober 2016. Pembangunan masjid berkapasitas 3.000 jamaah tersebut menelan biaya sekitar Rp38 miliar.

Setelah meresmikan Masjid Agung Sukadana, Presiden festival Selat Karimata Sail 2016 di Pantai Pulau Datok yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Agung tersebut.

Editor: Surya