Dinilai Akibat Alam, Secepat Kilat Dana Dikucurkan

Akibat Cut n Fill di Kabil, Pemerintah Turut Menanggung Kerusakan Jalan
Oleh : Hadli
Jum'at | 29-07-2016 | 18:40 WIB
Walikota-Batam-Tinjau-lokasi-banjir.jpg

Inilah air luapan yang diakibatkan pengerjaan cut n fill tanpa memperdulikan kerusakan yang terjadi. Akibatnya pemerintah turut ganti rugi pembangunan jalan dan drainase (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rawa yang berada lahan Bandara Internsional Batam, dekat Simpang Thaiwan Kabil membludak sejak beberapa hari terakhir wilayah Batam diguyur hujan. Akibatnya, jalan sepanjang 10 meter ditutupi air tergengang yang mengakibatkan  lalulintas terhambat.

Penyebab air genangan itu meluap karena adanya kegiatan Cut n Fill dan pemerataan lahan yang berada di seberang rawa tersebut, yang mengakibatkan drainase yang berfungsi untuk pembuangan curah air tertutup rapat dengan tanah kuning.

Walikota Batam, M. Rudi, didampingi Wakil Walikota, Amsakar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Batam, Yumasnur dan Kepala Bapedal Kota Batam,Dendi Purnomo pada Jumat (29/7) pukul 10.30 WIB melakukan peninjauan ke lokasi, Jalan Hang Kasturi, Kawasan Industri Hock Leong tak jauh dari Simpang Thaiwan.

Rudi mengatakan, jalan tersebut merupakan jalan Provinsi. Namun, kata dia, Pemko Batam sudah sepakat dengan pengelola untuk melakukan perbaikan. Alasannya, agar aktivitas masyarakat tidak terganggu.

"Kamis sudah menemukan solusi dengan pengelola kawan Industri PT Kabil agar masalah ini tidak terus berlarut-larut," kata Rudi di lokasi.

Rudi mengatakan, secepatnya pengerjaan akan dilakukan yang dimulai dengan penggalian tanah untuk drainase. Tak tanggung-tanggung sepanjang 1 kilo akan digali.

"Nanti sore alat berat akan didatangkan ke sini. Besok (Sabtu, 30/7/2016) sudah mulai dikerjakan penggaian parit sepajang 1000 meter," katanya.

Dana yang dikeluarkan untuk perbaikan saluran drainase akibat kegiatan pemerataan lahan tersebut di bebankan pada Pemerintah Provinsi. Setengahnya, kata dia berasal dari anggaran pengelola.

"Dana yang dibutuhkan untuk peninggian jalan dan membuat gorong-gorong sekitar Rp9 miliar," ujarnya.

Kepala Dinas PU Kota Batam, Yumasnur mengatakan, posisi badan jalan tersebut saat ini berada di daerah dataran rendah. "Air yang menggenangi jalan berasal dari rawa jalan yang lebih tinggi letaknya. Termasuk lokasi sebelah yang diratakan, juga lebih tinggi dari sebelumnya," kata Yumasnur.

Kata dia juga, cara satu-satunya agar jalan tersebut tidak tergenang lagi harus dibuat drainase baru. Daerah tersebut tidak memiliki serapan air dan saluran pembuangan ke laut.

Aktivitas pemerataan lahan tersebut kurang lebih dilakukan sejak dua tahun terakhir. Awalnya, di tengah-tengah lahan merupakan bebukitan yang tinggi. Setelah dilakukan pemotogan lahan dan pemerataan, drainase tertutup rapat hingga tidak tampak dari permukaan.

Editor: Udin