Tekan Angka Kebocoran Air, ATB Juga Gunakan Sistem Informasi Geografis
Oleh : Roni Ginting
Selasa | 26-07-2016 | 11:50 WIB
LMS-ATB.jpg

Leakage Monitoring System (LMS) ini berfungsi untuk memantau kebocoran dan perbaikan kebocoran secara real time (Foto: Roni Ginting)

BATAMTODAY.COM, Batam - PT Adhya Tirta Batam (ATB) memanfaatkan beragam teknologi untuk menekan tingkat kebocoran air. Perusahaan air minum terbaik di Indonesia tersebut membangun jaringan Geographic Information System (GIS) atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Sistem Informasi Geografis (SIG).

Melalui GIS, ATB membangun sistem untuk membantu mengendalikan tingkat kebocoran air. Perusahaan air minum terbaik di Indonesia tersebut membangun Leakage Monitoring System (LMS) dan Repair Management System untuk memantau kebocoran dan perbaikan kebocoran secara real time.

"Saat ada laporan kebocoran air, akan ada tanda merah pada lokasi yang dilaporkan oleh pelanggan maupun masyarakat. Bila kebocoran tersebut belum diperbaiki, tanda pada sistem tersebut akan tetap berkedip merah," ungkap Corporate Communication Manager ATB Enriqo Moreno.

Ia melanjutkan, bila dalam jangka waktu yang sudah ditentukan masih tetap berkedip merah karena belum diperbaiki, akan ada pemberitahuan secara berjenjang kepada atasan petugas hingga pucuk pimpinan, tentu dengan konsekuensi yang sudah ditetapkan.

"Kedip merah tersebut akan hilang bila kebocoran air sudah diperbaiki. Bukti bahwa kebocoran air tersebut sudah diperbaiki adalah dengan melampirkan foto lokasi kebocoran yang sudah diperbaiki. Petugas harus melampirkan foto tersebut," ujar Enriqo.

Ia menambahkan, setelah meenggunakan beragam teknologi pendukung, kebocoran air ATB terus menurun. Kini, tingkat kebocoran air perusahaan air minum terbaik di Indonesia tersebut paling rendah bila dibandingkan dengan PDAM besar lain di Indonesia.

"Pada Mei 2016 lalu tingkat kebocoran air ATB bahkan sempat mencapai 11,90 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata tingkat kebocoran air nasional yang masih diangka 33-34 persen," pungkasnya.

Editor: Udin