ATB Turunkan Tingkat Kebocoran Air dengan Alat MMR dan AMR
Oleh : Roni Ginting
Senin | 25-07-2016 | 11:02 WIB
20160725_110831.jpg

Petugas ATB sedang memeriksa meteran air (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Untuk menekan tingkat kebocoran air, PT Adhya Tirta Batam (ATB) tidak hanya mengganti jaringan pipa, namun juga memanfaatkan teknologi. Perusahaan air minum terbaik di Indonesia tersebut mulai menggunakan peralatan canggih untuk membantu menekan tingkat kebocoran air.

ATB menggunakan Mobile Meter Reading (MMR) dan Automatic Meter Reading (AMR) untuk membantu menekan tingkat kebocoran air. Sebab, bila ada indikasi kebocoran jaringan pipa, dapat diketahui secara dini dan dilakukan tindakan lebih cepat karena ada kode peringatan bila ada kejadian khusus.

ATB menggunakan alat yang modern untuk pembacaan meter air Melalui MMR. Misalkan, petugas tidak hanya diharuskan menginput data penggunaan air pelanggan, namun juga diwajibkan melampirkan foto aktual dari meter air tersebut.

"Sehingga hasil pembacaannya lebih akurat," ungkap Corporate Communication Manager ATB Enriqo Moreno.

Ia melanjutkan, AMR jauh lebih modern dan akurat. Alat tersebut digunakan ATB untuk pelanggan tertentu. Alat pembacaan meter air tersebut memanfaatkan frekuensi radio dan GPS. Sehingga, dapat menjangkau area yang luas dan tempat yang sulit. Melalui alat tersebut, petugas dapat mengetahui konsumsi dan debit air setiap pelanggan meski tidak datang ke lokasi.

"Melalui alat tersebut, data pemakaian air dari setiap pelanggan dapat ditampilkan secara informatif dan real time. Selain itu, bila ada indikasi kebocoran jaringan pipa dapat diketahui dan dilakukan tindakan lebih cepat karena ada kode peringatan bila ada kejadian khusus," ujarnya.

Selain menggunakan alat baca meter yang modern, ATB juga rutin mengganti meter air setiap lima tahun sekali. Hal tersebut dilakukan perusahaan air minum tercanggih di Indonesia tersebut agar pembacaan meter air lebih akurat.

"Meter air yang digunakan lewat dari lima tahun dan tidak pernah dikalibrasi ulang rentan tidak akurat, sehingga secara rutin selalu kami kalibrasi dan verifikasi," pungkasnya.

Editor: Dardani