50 Persen Jaringan Narkotika Dikendalikan dari Balik Lapas
Oleh : Hadli
Kamis | 21-07-2016 | 17:05 WIB
buwas-batam.jpg

Komjen Budi Waseso usai memberikan pemaparan di Gedung Lancang Kuning Mapolda Kepri. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso mengatakan, persoalan narkotika di Indonesia merupakan ancaman bagi negara ini yang ingin dihancurkan oleh pihak lain.

 

"Kehancuran sudah nampak nyata, hanya kita yang tidak tanggap. Sekarang ini semua narkoba tujuannya ke Indonesia," kata dia usai memberikan pemaparan sosialisasi BNN bersama TNI, Polri serta instansi penegak hukum di Polda Kepri, Kamis (21/7/2016).

Menurutnya, sasaran jaringan narkotika adalah negara melalui masyarakat. Pola ini dibentuk melalui masyarakat bawah karena gampang dipengaruhi. Ini harus diperangi dengan pola yang berbeda pula.

"Narkotika adalah bentuk perang jenis modern. Sasaran kehancuran negara. Ini sudah pasti dan sudah nyata. Ini yang harus diperangi," kata Buwas sapaan akrab jenderal polisi bintang tiga ini.

Tidak hanya melalui masyarakat bawah untuk menghancurkan negara, cara lain yang terstruktur adalah narkoba bisa diselundupkan dari negara luar dan mudah dikendalikan dari balik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

"Selama ini Asean tidak memiliki komitmen terhadap pemberantasan narkoba. Kerjasama dengan beberapa negara diabaikan. Kalau ada jaringan justru dilindungi. Ini bukti ada kepentingan negara lain untuk menghancurkan Indonesia," kata Buwas.

Ada 72 jaringan narkoba internasional di Indonesia yang berupaya menghancurkan bangsa dengan mengambil keuntungan triliunan rupiah setiap tahunnya. Sebanyak 48 jaringan ini memanfaatkan 22 Lapas, termasuk di Kepri.

"50 persen dikendalikan dari Lapas. Jika Lapas ditangani sudah mengurangi 50 persen peredaran di Indonesia," jelasnya.

Yang menjadi fokus BNN saat ini, tambah dia, bukan lah rehabilitasi kepada pengguna narkoba. Pola itu, katanya keliru. Karena semakin banyak yang direhab merupakan wujud kegagalan tugas pencegahan dan pemberantasan.

"Kalau banyak yang direhabilitasi program BNN gagal. Jadi rehbilitasi bukan fokus kami. Yang menjadi fokus kamu saat ini mecegah agar tidak ada permintaan narkoba sehingga narkoba tidak masuk ke Indonesia," ujarnya.

Persoalan narkotika yang sudah mengancam negara, tambah dia, sudah harus melibatkan TNI "Peran TNI sangat dibutuhkan. Karena bukan lagi masalah kecil, ini terkait kedaulatan negara. Jadi perlu keterlibatan semua pihak termasuk TNI," kata dia.

Editor: Dodo