Putra-Putri Hakka Harus Pegang Teguh 4 Pilar Kebangsaan
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 09-06-2016 | 13:22 WIB
nurdin-hakka.jpg

Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun saat membuka Konferensi Hakka di Batam. (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun menekankan pada para putra-putri Hakka untuk memegang teguh 4 pilar kebangsaan dalam berkegiatan, baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang usaha.

Hal itu disampaikan Nurdin sebelum membuka secara resmi Konferensi Putra-Putri Hakka Indonesia ke-3, di Hotel Swissbell, Batam, Kamis (9/6/2016)

"Kita sudah mempunyai landasan berbangsa dan bernegara, hal itu saja yang dihayati dan dilaksanakan oleh Putra-Putri Hakka. Yakni 4 pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinika Tunggal Ika. Empat pilar ini harus dipertahankan dengan cara mengisi peradaban. Tidak sulit sebenarnya kalau memang berniat memegang teguh keempat pilar kebangsaan tadi," ungkap Nurdin.

Konferensi Putra-Putri Hakka dihadiri 35 daerah dari 56 kabupaten/kota. Saat ini tercatat ada sekitar 8 juta entis Tionghoa yang tergabung dalam Hakka. Konferensi juga dihadiri ‎Wakil Ketua Hakka Pusat Edi Kusuma, Pembina Hakka Provinsi Kepri Abidin Hasibuan, Ketua Hakka Kepri Bobby Jayanto, Ketua Hakka Batam Hox Sin, dan Danlantamal.

Nurdin yakin, dengan memegang teguh 4 Pilar Kebangaan sebagai genarasi penerus Putra-Putri Hakka bisa menghadapi berbagaman terhadap Indonesia mulai maupun Kepri, dari perubahan politik, meningkatnya harga barang kebutuhan hingga lunturnya nilai kebangsaan.

"Saya punya harapan besar pada Putra-Putri Hakka dalam membangun negeri ini. Karena perubahan besar itu dimulai oleh generasi muda, termasuk sejarah Bangsa ini. Maka itu pegang 4 pilar kebangsaan serta pupuk terus kebersamaan. Karena itu modal dasar dalam membangun Kepri. Lihat dan pelajarilah, potensi apa saja yang bisa digarap untuk Kepri lebih baik ke depan," pinta Nurdin.

Nurdin juga menjamin, sebagai pemerintah, dirinya siap bekerjasama dan menjaga kebersamaan dengan suku apa saja asal untuk kemajuan Kepulauan Riau. Apa lagi dengan etnis Thionghoa yang dikenal Nurdin mempunyai etos kerja tinggi, kejujuran, dan kerja keras.

"Hakka wajib menolong dan membantu Saya dalam membangun Kepri ini. Persaingan sangat ketat kalau tidak ada kebersamaan antara Pemerintah dan masyarakat, dipastikan tidak akan bisa memanfaaatkan potensi daerah dengan baik. Tidak akan ada kemajuan daerah tersebut," jelas Nurdin.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Hakka Pusat, Edi Kusuma mengatakan Konferensi Putra-Putri Hakka dilaksanakan untuk menjaga kebersamaan dan memberikan kontribusi untuk Hakka dan Indonesia, termasuk untuk daerah dimana ada organisasi Hakka berdiri.

Edi juga menyampaikan beberapa rencana Hakka untuk generasi mudanya, diantaranya akan ada Duta Hakka untuk berkeliling Indonesia melihat potensi ekonomi dan budaya untuk kemudian dijadikan peluang usaha.

"Tidak itu saja, kami juga punya rencana untuk membuka kesempatan kepada Putra-Putri Hakka untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada anggota Hakka yang belum menguasai Bahasa Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ketua Hakka Provinsi Kepri, Bobby Jayanto mengatakan sangat optimis pada Putra-Putri Hakka untuk memberikan kontribusi bagi Kepri. Menurutnya, hal itu sudah terbukti selama ini, yakni salah satunya terpilihnya Ketua DPRD dari Hakka, yang pertama di Kepri dan juga Indonesia.

"Apalagi kalau kebersamaan makin diperkuat. Saya yakin kita semakin bisa memajukan daerah di mana kita berada," tegasnya.

Dalam literaturnya, Organisasi Hakka, merupakan suatu kelompok atau "pendatang". Istilah Hakka pertama kali muncul di catatan registrasi penduduk pada zaman Dinasti Song untuk menyebut para pendatang yang telah pergi dari daerah mereka dan tinggal di berbagai bagian negeri.

Istilah "Hakka" berasal dari istilah bahasa Kanton yang pertama kali menggunakannya sebagai istilah pendatang yang hadir di lingkungan baru, masyarakat lokal menyebut mereka "Hakka" atau "tamu". Istilah ini kemudian diterima oleh orang Hakka sebagai nama kelompok mereka.

Editor: Dodo