Bulan Mei, Kepri Tercatat Deflasi 0,04 Persen
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 09-06-2016 | 11:26 WIB
cabai.jpg

Komoditas penyumbang deflasi tertinggi masih berasal dari kelompok cabai (merah, rawit dan hijau), sayuran (nangka muda, tomat buah, tomat sayur, buncis, dan kentang), daging ayam ras, ikan selar, kembung dan udang basah, serta beras. (Sumber foto: jurnalasia.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri kembali mengalami deflasi pada Mei 2016. Kepri tercatat deflasi sebesar 0,04 persen (mtm) atau 3,32 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibanding nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,24 persen (mtm) atau 3,33 persen (yoy).

"Deflasi Mei dipengaruhi terutama oleh kelompok volatile foods," kata Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri.

Ia menjaskan, hal ini berbeda dengan pola bulanannya dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir dengan inflasi sebesar 0,29 persen (mtm). Deflasi volatile foods dipengaruhi oleh masih lancarnya distribusi pasokan komoditas pangan hasil panen dari daerah lain.

Kelompok volatile foods menjadi penyumbang deflasi Mei. Deflasi volatile foods tercatat sebesar 0,74 persen (mtm) atau 7,73 persen (yoy) meningkat dibandingkan deflsi bulan sebelumnya sebesar 3,05 persen (yoy) atau 12,08 persen (yoy).

Komoditas penyumbang deflasi masih berasal dari kelompok cabai (merah, rawit dan hijau), sayuran (nangka muda, tomat buah, tomat sayur, buncis, dan kentang), daging ayam ras, ikan selar, kembung dan udang basah, serta beras.

"Masih tersedianya pasokan seiring panen raya di sejumlah sentra penghasil pangan yang berlangsung hingga Mei 2016 serta ketersediaan pasokan daging ayam ras, dan jumlah tangkapan ikan segar yang cenderung meningkat menjadi penopang deflasi Mei," terangnya.

Sementara, kelompok inti tercatat mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm) atau 1,98 persen (yoy). Andil kelompok inti sebesar 0,06 persen (mtm) yang utamanya disumbang oleh komoditas gula pasir dan emas perhiasan.

Inflasi kelompok inti tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang relatif meningkat pada Mei 2016 dan  masih berada pada level optimisnya.

"Hal tersebut juga sejalan dengan ekspektasi baik 3 bulan yang akan datang (yad) maupun 6 bulan yad yang cenderung meningkat," ujar Gusti.

Untuk kelompok administered prices juga mengalami inflasi sebesar 0,27 persen (mtm) meningkat dibanding deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,45 persen (mtm). Komoditas rokok dan angkutan udara tercatat menjadi pemicu andil inflasi terbesar yaitu 0,03 persen (mtm). Sementara harga bahan bakar (BBM) tercatat masih mengalami deflasi.

Ke depan, tekanan inflasi pada Juni diperkirakan terjadi peningkatan dibanding Mei dipengaruhi oleh tekanan permintaan jelang Ramadan dan Idul Fitri.

"Namun, peningkatan inflasi relatif terkendali seiring dengan upaya front loading pengendalian inflasi yang dilakukan TPID Batam dan Tanjungpinang," tuturnya.

Editor: Udin