Peringati Hari Lingkungan Sedunia

Bapedal Ajak Pelajar dan Penggiat Lingkungan Tanam Mangrove di Tanjungpiayu
Oleh : Hadli
Minggu | 05-06-2016 | 18:26 WIB
bakau.jpg

Para pelajar dan penggiat lingkungan tengah menanam mangrove di Tanjungpiayu, yang merupakan rangkain kegiatan yang diadakan Bapedal Kota Batam dalam memperingati Hari Lingkungan Seduni pada 5 Juni 2016. (Foto: BATAMTODAY.COM/Hadli)

BATAMTODAY, Batam - Kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Sedunia, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam mengajak pelajar dan penggiat lingkungan menanam mangrove di Tanjungpiayu

Kegiatan itu berlangsung pada Sabtu (4/6/2016) pagi hingga sore sekitar pukul 17.00 WIB yang dihadiri oleh Direktur Pencegahan Kerusakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan (KLHK) Heru dan Direktur Rehabilitasi Hutan KLHK Muhamad Firman.

Dalam kegiatan penanaman 3.000 batang bibit mangrove oleh Bapedal, seluruh peserta Duta Lingkun Hidup anak sekolah dan Pramuka juga dilibatkan. Untuk memeriahkan hari puncak pelaksanaan kegiatan menyambut Hari Lingkungan Sedunia juga diadakan pentas teaterikal bentuk kerjasama dengan Rumah Bakau Indonesia bertempat di Tanjungpiayu.

Kepala Bapedal Kota Batam, Dendi Purnomo menyampaikan kebanggannya kepada aktifitas Rumah Bakau Indonesia yang mampu menyulap lingkungan yang hancur akibat penambangan ilegal menjadi hijau.

"Saya bangga dengan para aktivis di Rumah Bakau Indonesia yang mampu merubah tempat bekas galian pasir liar menjadi sentra edukasi mangrove. Semoga kegiatan para aktifis lingangan ini dapat dicontoh pemuda lainnya," ujar Dendi Purnomo.

Dalam kegiatan itu, seluruh penggiat lingkungan terjun ke dalam hutan mengarove. Tidak hanya lingkungan yang rusak di tanam mangrove, batang pohon mangrove yang rusak ditengah-tengah kawasan tersebut akibat membabat liar juga menjadi perhatian mereka.

"Setiap tahun Bapedal menanam 2000-3000 tanaman bakau. Ini merupakan bantuan dari CSR perusahaan industri di Batam," kata Kepala Bapedal Kota Batam ini. Baca: Bapedal Adakan Rangkaian Kegiatan tentang Lingkungan Hidup

Sedangkan Ketua Rumah Bakau Indonesia Rizadi menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Kota Batam dan KLHK untuk menjadikan kawasan Tanjungpiayau yang mangrovenya tersisa 250 Ha, ditetapkan sebagai kawasan lindung.

"Magrove sekitar Tanjungpiayu banyak ditebang untuk membuat kayu arang. Harapan kami kepada pemerintah dapat menjadikan sisa lahan yang tersedia menjadi kawasan lindung," ujarnya.

Menurutnya, dengan dijaganya kawasan hutan mangrove akan berampak banyak kepada pemerintah dan masyarakat kedepannya juga bisa menjadi destinasi wisata bakau yang dapat dikunjungi banyak masyarakat termasuk wisatawan manca negara.

Editor: Surya