Aspel B3 Indonesia Tanam 20 Ribu Pohon Mangrove di Tanjungpiayu
Oleh : Harun Al Rasyid/Hadli
Minggu | 05-06-2016 | 11:30 WIB
aspel-mangruve1.jpg

Sejumlah anggota Aspel B3 Indonesia saat melakukan penanaman pohon mangrove di Tanjungpiayu Laut, Kecamatan Seibeduk, Kota Batam, Sabtu (4/6/2016).

BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Pengusaha Pengelola (Aspel) Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Indonesia melakukan penanaman 20 ribu pohon dan penyulaman mangrove di Tanjungpiayu Laut, Kecamatan Seibeduk, Kota Batam, Sabtu (4/6/2016).

Kegiatan yang secara langsung disponsori oleh Aspel B3 Indonesia ini diikuti ratusan peserta dari 35 perusahan yang tergabung di dalam Aspel B3, seperti perusahaan galangan kapal, elektronik, transformer dan pengumpulan limbah B3. Aspel sendiri memberikan sebanyak 10 ribu bibit pohon mangrove, sementara sisanya disumbangkan peserta yang lain.

Penanaman 20 ribu mangrove ini didukung secara langsung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedal) Kota Batam, serta aktivis lingkungan di Batam.

Ketua Umum Aspel B3 Indonesia, Barani Sihite, mengatakan, kegiatan penanaman dan penyulaman pohon mangrove ini merupakan bagian dari peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni. Selain itu, penanaman mangrove ini sekaligus mendukung dari program kerja yang dicanangkan pemerintah melalui KLHK.

"Kita tidak hanya menanam mangrove yang baru, tetapi kita juga melakukan tambal sulam bakau yang sudah rusak. Inilah bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan dan ekosistem yang ada," ujar Barani kepada BATAMTODAY.COM.

Dalam kegiatan ini, ratusan peserta menyebarkan bibit mangrove ke sekitar rumah bakau yang lahannya masih kosong. Selain menanam yang baru, peserta juga menyulam bakau yang sudah mati atau memungkinkan untuk di tanam kembali. Demikian di lakukan agar menjaga ekosistem biota laut dan rehabilitasi laut dari ancaman abrasi

"Kita harus kiat dari sekarang untuk warisan anak cucu kita nanti. Kalau tidak, hutan bakau kita habis, maka jangan berharap kekayaan laut kita bisa terjaga," tuturnya.

 

Expand