Diduga, Oknum Guru Ngaji di Sei Beduk Cabuli Muridnya
Oleh : Harun Al Rasyid
Kamis | 17-03-2016 | 10:02 WIB
oknum-guru-ngaji.jpg
MS saat diperiksa di Polsek Sei Beduk. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Seorang  oknum guru mengaji di Sei Beduk, Batam berinisial MS alias Abah ternyata berkelakuan bejat. Berdasarkan pengakuan Yn, salah satu ibu korban, MS merupakan ustad sekaligus pendiri Yayasan Pengajian Sultan Saifuddin yang berada di Perumahan Puri Agung III Blok B, Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sei Beduk, Batam.

Lelaki berumur 46 tahun yang biasa dipanggil Abah ini diketahui telah melakukan tindak pencabulan kepada 6 murid pengajiannya. Perbuatan terlarang itu dilakukan MS di tempat pengajian yang berdampingan dengan rumahnya. Tak terima, orang tua korban langsung melaporkan lelaki berusia 46 ini ke Polsek Sei Beduk, Rabu (16/3/2016) sekitar pukul 22.30 WIB. 

Adapun ke 6 korban tindakan tak senonoh sang guru ngaji yakni, Rf, Zk, Yi, Na, Ek, dan Wi warga sekitar rumah pelaku. Rata-rata umur korban berkisar antara 13 sampai 14 tahun atau anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

"Rata-rata anak-anak kelas 1 dan kelas 2 SMP. Dari pengakuan anak saya dan anak-anak yang lain, biasanya siap mengaji dia (pelaku, red) melakukan hal-hal itu," ungkap Yn kepada BATAMTODAY.COM di Polsek Sei Beduk. 

Perbuatan asusila MS memang tidak sampai berhubungan intim, namun hanya sebatas meraba daerah intim korban. Tangan pelaku merayap ke bagian tubuh korban, mulai dari bagian dada hingga ke bagian kehormatan ke 6 bocah tersebut. 

"Bukan kesal lagi, sudah greget saya ini. Tak disangka yah, kok bisa melakukan perbuatan seperti itu," tutur Yn. 

Ibu N, salah satu orang tua korban menuturkan, aksi bejat pelaku terbongkar setelah beberapa wali murid mengadu kepada Ml selaku ketua Yayasan, Selasa (15/3/2016) malam. Mulanya, mereka bermaksud mengadu lantaran anaknya sering  diperbudak dengan mempekerjakan segala urusan rumah tangga MS. Seperti mencuci semua jenis pakaian pelaku, menyetrika, membersihkan perbot rumah, melipat pakayan dan pekerjaan rumah tangga lainnya. 

"Jadi kami tak terima anak kami disuru-suru gitu. Nah, malam Rabu, kami kumpul mau mengadu kepala yayasan sama santri. Rencana mau bahas itu (perbudakan, red), ternyata punya masalah lain,"jelsnya. 

Berdasarkan penuturan anaknya, pelaku beberapa kali menggerayangi bagian tubuh korban termasuk mencium dan meraba daerah kewanitaan. Beberapa adegan yang sama juga diperlakukan sang guru kepada muridnya yang lain. Perbuatan ini sering dilakukanya secara sembunyi-sembunyi didalam kamar dan juga diluar kamar. 

"Anak-anak udah ketakutan. Pengen mau ngomong tapi takut. Anak saya cerita, kawannya pernah kepergok istri pelaku mencium salah satu santri. Malah istrinya balik marah ke santri itu,"ungkapnya. 

Y, salah satu orang tua pelaku menambahkan, ia mendapatkan pengaduan dari anaknya sejak Minggu (13/3/2016) lalu. Diakui Y, tak mudah mengorek keterangan dari putrinya yang duduk di bangku SMP kelas VI itu. Apalagi yang bersangkutan merupakan tokoh agama dan termasuk orang terpandang di lingkungannya. 

"Saya tanya, kenapa baru di ngomong nak? Kami takut bu, takut ibu ngomong ke abah, nanti kami dibenci sama abah, didoain macem-macem sama abah, didoain celaka, abah kan orang pinter. Anak-anak itu terus terang seperti itu,"tutur Y. 

Ditempat yang sama, Kanit Reskrim Polsek Sei Beduk, Bripka Abdon Pasaribu membenarkan adanya kejadian tindak pidana pencabulan yang dilakukan guru mengaji terhadap santri Wati. Abdon mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut, pihaknya langsung mengamankan tersangka agar tidak terjadi keributan. 

"Pelaku sudah kita amankan dan akan kita lakukan pengembangan. Keluarga korban juga sudah kita mintai keterangan termasuk korban," kata Abdon.

Editor: Dardani