Dari Kalijodo Sampai ke Jodoh, Mereka Tawarkan Cinta
Oleh : Romi Candra
Minggu | 28-02-2016 | 08:02 WIB
psk.jpeg
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial. (Foto: Ist)

SEHARI lagi. Ya, tinggal sehari lagi, dunia gemerlap di Kalijodo Penjaringan, Jakarta Utara jadi sejarah. Besok, Senin 29 Februari 2016, Gubernur Ahok akan menyulap Kalijodo menjadi taman terbuka hijau, lengkap dengan sarana olahraganya. Lalu, ke manakah para kupu-kupu malam itu terbang? Berikut liputan wartawan BATAMTODAY.COM, Romi Candra tentang para wanita penjaja cinta itu. 

Seperti saat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menutup kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Dolly, 2014 lalu. Kota Batam menjadi salah satu destinasi utama para penjaja cinta itu untuk melanjutkan hidup. Kini, giliran gubernur kebanggaan warga Jakarta, Ahok, yang juga akan menutup kawasan Kalijodo besok, Senin, 29 Februari 2016. 

Dari Kalijodo, para kupu-kupu malam itu terbang dengan sayap-sayap ringkihnya ke Jodoh, Kota Batam. Penelusuran BATAMTODAY.COM di tempat mangkal para pekerja seks komersial di belakang BCA Jodoh, terungkap bahwa mereka akan eksodus ke Batam. 

Seperti diungkapkan, Mince, sebut saja begitu nama wanita penjaja seks kilat di belakang BCA Jodoh. "Ha ha ha...abang penasaran ya sama mereka? Sabar bang, sebentar lagi kawan saya bakal datang ke Batam dari Kalijodo," kata Mince yang malam itu mengenakan pakaian super mini. 

"Sekarang sama Mince aja bang, 150 ribu aja kok, kita ST (short time) yuk bang," ajak Mince menawarkan jasanya, sambil menggoyang-goyang "aset" kembarnya itu.  

Tak semua pekerja seks di Jodoh menerima dengan tangan terbuka kehadiran rekan-rekan seprofesi dari Kalijodo. Karena kehadiran mereka akan mengancaman "pangsa pasar" mereka. Seperti yang diungkapkan Dewi, yang sehari-hari juga mangkal di belakang BCA Jodoh. 

Wanita berparas ayu itu menolak keras kehadiran sesama pekerja seks dari Kalijodo. "Sekarang saja sudah sepi tamu, apalagi kalau mereka datang. Bukan apa-apa sih, tapi takutnya nanti laki-laki pengen 'cobain' mereka, dan kami ditinggal. Lalu kami makan apa?" keluhnya.

Serangan pekerja seks Kalijodo sudah menebar ancaman di Jodoh. Kehadiran mereka bisa berpotensi memicu masalah-masalah sosial. Inilah yang saat ini menjadi perhatian Lurah Sei Jodoh, Imam Tohari. Sampai sehari jelang penutupan Kalijodo, Imam Tohari belum mendapat data masuknya para pekerja seks Kalijodo itu. 

"Kita belum mendapat laporan ada penambahan warga yang datang dari Kalijodo," ujar Imam Tohari menjawab BATAMTODAY.COM, Sabtu, 27 Februari 2016 siang.

Jika selama di Kalijodo para pekerja seks terikat dengan perjanjian kontrak semacam "gentleman agreement" antara mereka dengan pemilik cafe. Tapi di Jodoh, mereka akan liar dan tak terkoordinir. Tak ada yang mengontrol kesehatan mereka, juga jaminan keselamatan selama bertransaksi. Kalijodo dan Jodoh, memang beda, mbak! 

Editor: Dardani