Apensi Minta BP dan Pemko Batam Dukung Pembangunan Rumah Sederhana
Oleh : Romi Chandra
Senin | 15-02-2016 | 19:44 WIB
IMG_20160215_171155.jpg
Sekjen Apensi Kepri, Sahmadin Sinaga (Foto : Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apensi) Kepri, meminta agar Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah setempat agar ikut mendukung program Pemerintah Pusat terkait pembangunan sejuta rumah untuk masyarakat menengah ke bawah.

Sekjen Apensi Kepri, Sahmadin Sinaga mengatakan, untuk BP Batam sendiri yang memiliki wewenang tanah, seharusnya menyediakan tahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Pemerintah Pusat sendiri, menganjurkan pada pengemban perumahan agar membangun rumah dengan pola 1:3:6, yakni satu rumah mewah, harus dibarengi 3 rumah sederhana dan 6 rumah menengah. Namun pengambang tidak bisa menerapkannya karena harga tanah mahal.

"Jangankan mendapatkan tanah, informasi saja sulit didapat. Nanti ada, tapi harga tanahnya tinggi. Bahkan pengembang tidak pernah mendapatkan tanah secara langsung dari BP Batam, pasti melalui agen atau calo. Hal itu terjadi karena BP Batam selalu mengatakan tidak ada lahan lagi saat ditanya pengembang," ujar Sahmadin, Senin (15/2/2016).

Begitu juga untuk Pemerintah Kota, seharusnya memberikan kemudahan untuk pengembang dalam pengurusan izin. "Jika pengurusan izin dipermudah, cepat dan biaya tidak terlalu besar, tentu harga tidak akan dibebankan pada pembeli. Bahkan pemerintah merencanakan membangun rumah susun, untuk masyarakat menengah kebawah, tapi lahan saja tidak ada. Pemerintah juga harus memikirkan trasportasinya nanti," jelas Sahmadin.

Beberapa waktu lalu, anggota Komisi III DPRD Kepri ini, sudah berkoordinasi dengan Walikota terpilih untuk Batam, Rudi. Mereka menyampaikan, seharusnya BP Batam sendiri terbuka dan memberi ruang bagi pegembang.

"Ia (Rudi), berencana akan memberikan dukungan, dengan mengurangi pungutan-pungutan yang terjadi. Semoga ini terealisasi," tambahnya.

Untuk saat ini saja katanya lagi, dari 15 pengembang perumahaan kecil yang ada di Batam yang aktif, hanya tinggal dua pengembang yang masih membangun rumah dengan harga Rp 119 juta. Namun lokasinya berada sangat jauh dari pusat kota, yakni kawasan Tanjunguncang.

"Pengembang yang lain sudah tidak membangun lagi, karena tidak mendapatkan tanah. Yang ada sekarang pegembang dengan membangun rumah seharga Rp200 juta keatas saja. Ini sangat menyedihkan," pungkasnya.


Editor : Udin