PBS, Pelabuhan 'Rasa' Gudang
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 04-02-2016 | 08:00 WIB
IMG_20160127_125447.jpg
Ini ruang tunggu Pelabuhan Beton Sekupang Batam. (Foto: Irwan Hirzal)

IMAGE Batam yang glamour, gemerlap, modern, pusat investasi asing yang bertabur dolar Singapura, lenyap seketika ketika kita masuk ke PBS. PBS? Ya, Pelabuhan Beton Sekupang. Kenapa begitu? Simak liputan wartawan BATAMTODAY.COM, Irwan Hirzal berikut. 


Sejak dibangun, Pelabuhan Beton Sekupang Batam tak kunjung diperbaiki. Padahal, pelabuhan inilah tempat bersandarnya ribuan penumpang yang naik dan turun dari KM Kelud, kapal besar yang dikelola oleh perusahaat plat merah, PT. Pelayaran Indonesia (Pelni). Mereka adalah para penumpang yang menempuh rute Batam-Belawan dan Batam-Jakarta.

Lebih ironi lagi, saat mata kita melirik ke sebelah kanan. Di sana berdiri megah Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang. Sementara PBS "konsisten" dengan segala kekurangannya. 

Sekadar gambaran, bisa kita mulai dari tempat parkir. Semraut dan semraut serta semraut. Ya, hanya kata itu yang paling pas untuk menggambarkan kondisi riil saat ini. Kemudian, coba masuk ke ruang tunggu penumpang. Kesan pertama saat masuk ke ruangan itu adalah, kumuh!

Lalu, coba rasakan, apakah kulit Anda tersentuh hawa dingin? Tidak! Tidak ada air condition di sini, yang ada adalah angin cemilir. 

"Ini gudang atau pelabuhan ya, kok tepatnya seram begini, gelap dan lantai hanya disemen," ujar Joel Lintang, seorang penumpang yang baru sampai dari Medan Joel Lintang. Pria ini tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. 

Bayangannya mengenai Batam yang glamour, gemerlap, modern, pusat investasi asing yang bertabur dolar Singapura, buyar. Tak ada "aura ramah" yang terpancar dari suasana ruangan runggu PBS. Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, tak ada sambutan fentilasi udara yang layak di ruang gedung pintu kedatangan.

Sejatinya, tak hanya penumpang saja yang mengeluh. PT Pelni Cabang Batam juga sudah sejak tahun 2013 lalu mengajukan perbaikan fasilitas umum di PBS. Tapi tak ada respon dari pengelola pelabuhan ini. Padahal, setiap penumpang PT. Pelni dipotong Rp10 ribu untuk jasa kepelabuhanab. 

"Kita di sini hanya sebagai pengguna pelabuhan saja. Kita selalu stor bording pas ke BP Batam, dengan satu tiket dikenakan Rp10 ribu. Sampai sekarang belum ada perubahan atau perbaikan fasilitas pelabuhan," ujar Staf Operasional PT. Pelni Cabang Batam, Robbie Ahmansyah.

Tidak menutup kemungkinan, jika ada pelabuhan lain yang bisa disandari kapal KM Kelud, rasanya PT. Pelni Cabang Batam akan pindah. Karena fasilitas itu harus diberikan kepada penumpang untuk menjaga kenyamanan mereka. 

"Kita maunya memberikan yang terbaik bagai pengguna jasa transportasi kita. Kalau ada pelabuhan yang lebih layak, tentu kita akan mengutamakan kenyamanan penumpang," kata pria berkacamata itu saat berbincang dengan BATAMTODAY.COM.

Lalu, kapan Pelabuhan Beton Sekupang ini diperbaiki? Tidak ada yang bisa menjawab ini. Jika PT. Pelni Cabang Batam sudah bertanya sejak tahun 2013 lalu, tapi tak juga tahu. Coba bertanya pada rumput yang bergoyang di area parkir pelabuhan yang juga tak terawat itu. Barangkali ada jawaban di sana. 

Editor: Dardani