Mabes Polri Tangkap 'Kapal Hantu' di Kepri
Oleh : Redaksi
Senin | 01-02-2016 | 08:00 WIB
beras-selundupan-sengkuang.jpg
Beras dan gula selundupan yang berhasil ditangkap Ditpolair Baharkam Mabes Polri di Kepri. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BAK "kapal hantu", tak ada nahkoda, tak ada ABK. Yang ada hanya 30 ton beras dan 5 ton gula. Itulah hasil tangkapan Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Baharkam Mabes Polri di laut Kepri, Rabu (27/1/2016) dini hari, sekitar pukul 4.00 WIB lalu. Tim ini menangkap KLM Jondra Putra GT 148 No 62/CCA yang berangkat dari Singapura. Bagaimana kisah pengkapan "kapal hantu" itu? Berikut hasil liputan BATAMTODAY.COM. 


Heroik. Itulah kesan pertama yang ditangkap dari paparan Kasubdit Gakkum Ditpolair Baharkam Polri, Komisaris Besar Yohanes Widodo, yang memimpin langsung penangkapan heroik itu. 

Seusai menguasai kapal penyelundup, perwira menengah polisi itu mengungkapkan kepada wartawan, pihaknya tengah memeriksa tujuh orang. Terdiri dari seorang pemilik barang berinisial HT, pemilik kapal berinisial HN, nahkoda berinisial RR, serta empat orang anak buah kapal (ABK).

Kapal berbendera merah putih itu ditangkap karena menyelundupkan 30 ton beras dan 5 ton gula dari Singapura. Bahkan, Yohanes juga mengungkapkan modus baru penyelundupan ini. Yaitu, sudah mengemas beras dalam karung yang dikesankan buatan asli Indonesia. 

Tak hanya itu, diungkapkan pula, antara polisi dan penyelundup juga terjadi aksi saling intai. Pokoknya, herioklah! "Selama dua hari itu, kita saling intai. Awalnya kapal sempat berlayar, tapi melihat kita, mereka kembali lagi. Setelah ada celah, mereka baru masuk, dan langsung kita tangkap. Kita tengah memeriksa satu nakota, empat ABK, pemilk barang jldan juga pemilik kapal," ungkap Widodo, Kamis (28/1/2016) lalu.


Tapi, tiba-tiba sebuah penyataan mengejutkan meluncur dari mulut Kepala KPU Bea Cukai Tipe B Batam, Nugroho Wahyu Widodo. Menjawab BATAMTODAY.COM, pria yang akrab dengan wartawan itu mengungkapkan, Polair Mabes Polri hanya melimpahkan barang bukti saja, tanpa pelaku. Sekali lagi, tanpa pelaku! Kapal dan isinya saja, tanpa ada nahkoda, ABK (anak buah kapal) dan apa pun itu yang berarti, manusia! Tidak ada. Kemana pria berinisial HT, HN, RR dan empat orang ABK itu? Kabur!

"Saya tidak begitu tahu kondisi lapangan bagaimana. Namun saya dapat laporan setelah kapal sandar, nahkoda dan ABK-nya pada kabur. Makanya kami hanya menerima limpahan barang bukti," ungkap Kepala KPU BC Tipe B Batam itu lagi.

Pertanyaannya adalah, hari gini apakah Anda masih percaya dengan pernyataan seperti itu. Sumber BATAMTODAY.COM mengungkapkan, saat penangkapan kapal penyelundup beras dan gula ini, polisi menggunakan 2 kapal. Di dalam masing-masing kapal itu terdapat 11 orang personil. Sementara belasan personil lainnya siaga di darat, tempat kapal disandarkan. Dengan pasukan segitu banyak, lengkap dengan senjata, mungkinkah nama-nama inisial tersebut bersama ABK-nya bisa kabur? 

Jika logika Anda susah menerimanya. Baiklah kita asumsikan saja, bahwa kapal yang disergap oleh tim dari Mabes Polri itu adalah "kapal hantu". 
 
BATAMTODAY.COM sudah berupaya untuk menjadikan operasi heroik ini kembali terang. Dengan menghbungi Yonaes Widodo lagi, namun berhasil. Kecuali, pernyatannya pada Jumat (29/1/2016) lalu. "Belum ada tersangka yang kita limpahkan. Sekarang baru barang bukti. Kita masih melakukan proses prmeriksaan," katanya singkat.

Selebihnya, masih gelap. Aksi penangkapan yang terkesan heroik itu, kini menyimpan sejuta misteri. Semoga, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, memberi atensi pada kasus ini dan mengembalikan aksi heroik itu sebagai prestasi Polri. Semoga!

Editor: Dardani