Dandim Batam Sayangkan Pemutarbalikan Fakta Kasus Money Politic
Oleh : Romi Candra
Rabu | 09-12-2015 | 13:37 WIB
img_4900.jpg
Dandim 0316 Batam Letkol Infantri Josep Tarada Sidabutar. (Foto: Korem)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dandim 0316 Batam Letkol Infantri Josep Tarada Sidabutar, menyayangkan kejadian yang tejadi dinihari tadi, tekait indikasi money politik yang dilakukan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur nomor urut dua, karena hanya akan menimbulkan keresahan pada pada masyarakat.


Bahkan ia juga mempertanyakan maksud dan tujuan paslon itu masih berkeliaran dini hari di Batam, dan tentunya banyak indikasi yang beemunculan.

Selain itu, ia juga menyayangkan fakta yang terjadi di lapangan malah diputar balikan. TNI yang membongkar kecurangan dalam pilkada, juga dituding telah mengintimidasi masyarakat.

"Banyak hal yang kita sayangkan atas kejadian ini. Jelas-jelas Babinsa kita melakukan tugasnya untuk mengawal pemilihan yang sehat, malah dituding mengintimidasi masyarakat dan menggedor rumah warga dengan membawa senjata api. Padahal anggota kita datang bersama masyarakat, bukan dengan senjata. Ini sama saja memutar balikan fakta yang ada," jelasnya.

Menurutnya, Babinsa yang menemukan indikasi kecurangan yang dilakukan salah satu paslon atas laporan dan permintaan masyarakat yang resah pilkada di Batam adanya kecurangan.

"Intinya, siapapun yang mengganggu pelaksana pilkada di Kota Batam, akan ditindak tegas dan tidak satu orangpun yang boelh bermain, apalagi menggagalkan pelaksanaan Pilkada," tegasnya. Baca: Soal Dugaan Politik Uang di Bengkong, Panwaslu Batam Telah Terima Laporan Via Telepon

Berita sebelumnya, Praktek money politik mulai mewarnai pemilihan kepala daerah di Batam. Seperti terjadi di kawasan Bengkong Sadai, yang dilakukan oknum pemenangan dari pasangan calon (paslon) Gubernur Kepri dan wakilnya dengan nomor urut 2, Selasa (8/12/2015) malam.

Saat kejadian, ditemukan indikasi pembagian uang kepada masyarakat oleh tim Babinsa Kodim 0316 Batam atas laporan masyarakat, namun isu yang beredar di lapangan malah TNI dituduh mengintimidasi masyarakat.

Editor: Dardani