Antusias Memilih di Dormitori Mukakuning Minim
Oleh : Hadli
Rabu | 09-12-2015 | 13:02 WIB
dahlan-sidak-mukakuning.jpg
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menyambangi petugas TPS 01 Dormitori Kelurahan Mukakuning. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menyambangi petugas TPS 01 Dormitori Kelurahan Mukakuning, Kecamatan Seibeduk pada Rabu (9/12/2015) sekitar pukul 11.00 WIB. 

Setibanya Dahlan bersama rombongan SKPD, dia menyapa semua petugas penyelenggara Pemilukada di TPS 01, termasuk para saksi kedua pasangan calon gubernur dan dua pasangan calon wali kota.

Saat Dahlan menanyakan kepada petugas, berapa jumlah DPT dan berapa orang yang telah menyuarakan pilihannya. "Ada 138 DPT dan baru 20 orang yang mencoblos," kata Richard Rando Sidabutar, Ketua PPK Seibeduk di lokasi. 

Kepada wartawan Dahlan belum bersedia memberikan keterangan pantauannya di TPS yang pertama kali dikunjunginya dalam pelaksanaan Pilkada serentak hari ini.

"Wawancara nanti aja sya, masih mau keliling," katanya sembari menuju bus Pemko Batam bersama rombongan termasuk wartawan ikut serta rombongan.

Richard Rando Sidabutar, Ketua PPK Seibeduk di lokasi mengatakan partisipasi warga khususnya dalam kawasan Dormitori dalam pilkada kali ini masih minim.  

"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada pemilihan di kawasan ini, tapi  tren itu sama dengan pemilihan sebelumnya, hampir pukul 11.15 WIB ini baru 20 orang yang memilih dari 130 orang DPT," kata dia kepada wartawan. 

Untuk di kawasan Dormitori, kata dia terdapat 4 TPS, di luar kawasan tersebut yang ada di Kelurahan Mukakuning berjumlah 21 TPS. "Keseluruhan ada 25 TPS di Kelurahan Muka Kuning," tutur dia. 

Banyak warga yang tidak memperoleh undangan C6 dalam Pemilukada namun terdaftar dari DPT. "Undangan sudah kami antar sesuai DPT. Tapi memang ada juga yang tidak dapat undangan, barang kali petugsnya yang tidak menyampaikan," kata dia. 

Menanggapi di TPS 01 adanya jumlah DPT yang ganda termasuk pengelola kawasan, ia mengatakan, data diperoleh dari PPDP (RT/RW) dengn hrapan ketika sudah masuk sistim dapat terbaca dan dihapus namun pada kenyataannya tidak. 

"Itulah yang terjadi. Misalnya, nama sama, nomor KTP sama, alamat sama tapi hanya tanggal lahir yang berbeda, terjadilan DPT tercetak," katanya mencontohkan. ‎

Editor: Dodo