Tuntutan Tidak Diterima Rektor, Mahasiswa Uniba Kembali Ngadu ke DPRD Batam
Oleh : Ahmad Rohmadi
Senin | 26-10-2015 | 17:27 WIB
uniba-protes-peci.jpg
Mahasiswa Uniba saat mendatangi DPRD Batam untuk menyampaikan keluhan terkait wisuda pakai peci. (Foto: Ahmad Rohmadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan mahasiswa Universitas Batam (Uniba) kembali menggelar unjuk rasa menolak sidang senat terbuka dengan menggunakan peci sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Rektorat.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uniba, Sopandi menjelaskan bahwa sampai hari ini pihak rektorat masih bersikukuh dengan keputasan bahwa wisuda Uniba dengan menggunakan peci.

"Bajunya tetap pakai toga, tapi topinya yang biasa segilima diganti dengan peci dengan alasan membudayakan budaya Melayu. Itu yang kami pertanyakan," kata Sopandi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPRD Batam, Senin (26/10/2015).

Menanggapi tuntutan mahasiswa Unba tersebut, anggota Komisi IV DPRD Batam, Uba Ingan Sigalingging menjelaskan memang seharusnya pihak rektorat seharusnya lebih meningkatkan bidang keilmuwan mahasiswanya dibanding dengan urusan pakaian wisuda.

Kalau memang dengan tujuan budaya Melayu, menurutnya pihak rektorat seharusnya harus memahami maksud pakaian Melayu yang sebenarnya karena peci merupakan atribut nasional.

"Kalau alasan budaya Melayu seharusnya kan pakai sarung, seperti kami kalau sedang Paripurna," katanya

Sedangkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Batam, Muhammad Yunus menyesalkan ketidakhadiran pihak rektorat Uniba saat RDP di DPRD Batam. Namun ia tegaskan akan tetap mendukung tuntutan para mahasiswa.

"Kita dapat surat balasan dari pihak Universitas bahwa mereka tidak bisa menghadiri undangan RDP ini. Tapi kita akan undang kedua kali agar persoalan ini jelas," katanya.

Editor: Dodo