Kabut Asap Selimuti Perairan Kepri

Di Punggur Dilarang Berlayar, Operator Kapal di Tanjunguban Malah Nekat Berangkat
Oleh : Hadli/Harjo
Jum'at | 23-10-2015 | 16:12 WIB
ferry-punggur.jpg
Sejumlah kapal ferry yang biasa melayani pelayaran ke Tanjungpinang terpaksa menyandar di Pelabuhan Punggur akibat kabut asap. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tidak hanya calon penumpang yang mendesak Syahbandar Telaga Punggur Batam melayani pelayaran, para agen kapal yang melayani tujuan Tanjunguban, Tanjungpinang dan Dabo Lingga juga mendesak pelabuhan dibuka di tengah kabut asap.

"Semua operator mendesak palayaran dibuka. Tapi tetap tidak bisa diizinkan karena kabut asap semakin tebal," kata Syahbandar Telaga Punggur, Batam Erwin Sjafrizal, Jumat (23/10/2015).

Operator kapal tidak mau merugi walaupun kabut asap masih menyelimuti perairan Batam-Tanjunguban-Tanjungpinang dengan jarak pandang saat ini pukul 14.00 WIB sudah di bawah 500 meter atau 0,5 mil dari 1,3 mil pukul 10.00 WIB.

Operator kapal yang melayani berbagai tujuan dari Batam, diantaranya PT Flora Perkasa, PT Baruna Jaya dan Marina Group.

"Saya tidak betani. Kalau memang tetap juga mau berlayar silahkan hubungi Kepala Kantor Pelabuhan (Gajah Rooseno). Penutupan sementara waktu sampai batas tidak dapat dipastikan merupakan kebijakan pak kepala," terangnya.

Hingga saat ini terpantau, semua operator kapal masih menunggu kepastian pelayaran dari Syahbandar., mengingat ribuan calon penumpang sudah membeli tiket pelayaran.

Dipastikan Erwin penutupan pelayaran Pelabuhan Telaga Punggur hari ini tetap berlangsung. "Kalau besok kondisi masih tetap memburuk, pelayaran tetap kami ditutup. Kondisi juga terjadi di Tanjungpinang dan sekitarnya " tuturnya.

Ia menegaskan tidak akan bertanggung jawab apa bila operator kapal tetap memberangkatkan kapalnya baik dalam kondisi kosong maupun ada penumpang.

"Kita tidak bertanggung jawab kalau ada kapal yang tetap berangkat. Pelayaran itu ilegal," jelasnya.

Nekat Berlayar
Sementara itu, operator pelayaran di Tanjunguban malah nekat mengoperasikan kapalnya walaupun Unit Pelayanan Pelayaran (UPP) Kantor Pelabuhan (Kanpel) Tanjunguban, tidak mengizinkan kapal untuk berlayar akibat kabut asap dan jarak pandang semakin pendek.

Rahmat, Kepala Pos Kanpel Bulanglinggi, menyampaikan sudah berkoordinasi dengan Kanpel Pos Telagapunggur dan kondisinya belum aman untuk dilakukan pelayaran.

"Untuk di Telagapunggur jarak pandang belum aman, speedboat,  termasuk kapal roro, yang biasa antri melayani penumpang masih ditunda berlayar. Langkah yang diambil oleh kanpel adalah semata-mata untuk keselamatan penumpang dan tidak bisa ditawar-tawar," tegasnya.

Tetapi ada beberapa penumpang yang amergensi dan memaksakan diri berangkat di luar  pantauan petugas kanpel, itu tidak menggunakan speed boat yang mengantre di pelabuhan, yang artinya berangkat di luar tanggungjawab dari petugas kanpel.

"Ini Kanpel sudah dikangkangi oleh pemilik speedboat yang ada di Tanjunguban. Sehingga walaupun sudah dilarang berlayar, justru dengan alasan carteran puluhan penumpang tetap diangkut melalui luar pelabuhan atau pelantar sekitar Pelabuhan Bulanglinggi Tanjunguban," ungkap Nasrun, warga Tanjunguban.

Seharusnya kalau memang syahbandar atau kanpel tidak mengizinkan dan masih ada yang nekat berangkat apa pun alasannya petugas Kanpel harus mengambil tindakan karena apabila terjadi permasalahan di laut, semua pihak akan ikut sibuk.

"Kita menyayangkan kalau masih ada yang nekat berangkat tanpa ada koordinasi dengan syahbandar. Sebab kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, tetap semua aparat dan instansi direpotkan. Begitu juga petugas harus mengambil tindakan dan tidak mendiamkan," tegasnya.

Editor: Dodo