Memprihatinkan, Bencana Asap Paksa Syahbandar Tutup Roro Punggur
Oleh : Hadli/Harjo
Jum'at | 23-10-2015 | 15:57 WIB
pelabuhan_roro_-_mobil_masuk.jpg
Suasana di Pelabuhan Roro Telaga Punggur Batam. (Foto; Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bencana kabut asap di Batam semakin memprihatinkan. Dampaknya, Syahbandar Telaga Punggur Batam terpaksa harus menutup pelayaran Kapal roll on roll off (Roro) yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Telaga Punggur tujuan Tanjungbban, Kabupaten Bintan.

"Penutupan pelayaran juga pada kapal Roro. Karena memeng tidak memungkinkan untuk berlayar," kata Syahbandar Pelabuhan Umum Telaga Punggur Erwin Sjafrizal kepada media ini di dermaga Pelabuha Telaga Punggur, Batam. 

Banyak calon penumpang yang mendesak agar kapal tetap diberangkatkan. Namun kondisi kabut asap yang semakin menebal tidak memungkinkan pihak Syahbandar melepas kapal. 

"Kemungkinan besar bisa terjadi. Kita sama - sama ketahui di wilayah Telaga Punggur ini banyak kapal - kapal kecil milik nelayan. Kita khawtis terjadi tabrakan termasuk dengan kapal lain bila terjadi siap yang bersedia bertnggung jawab," kata 

Ia mengataka, siang ini pukul 14.00 WIB, jarak pandang akibat kabut asap semakin menebal. Jarak pandang sudah dibawah 0,5 mil. "Saat ini jarak pandang sudah dibawah 500 meter. Sudah sangat berbahaya untuk pelayaran," tuturnya.

Sementara itu, bencana kabut asap di Bintan juga tak kalah parahnya. Akibatnya, Pos Kantor Pelabuhan (Kanpel) terpaksa menghentikan sementara aktifitas pelayaran dari pelabuhan  Bulanglinggi menuju Telaga Punggur Batam.

Rahmat, Kepala Pos Kanpel Tanjunguban kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Jumat (23/10/2015). Menyampaikan terhitung sejak pukul 10.30 Wib sementara pelayaran dihentikan, karena jarak pandang yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pelayaran.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pelabuhan yang ada di Batam dan Tanjungpinang. Dua pelabuhan tersebut juga sudah melakukan hal yang sama dan untuk pelayaran berikutnya menunggu koordinasi dengan seluruh instansi yang terkait. Kalau memang nantinya sudah dinyatakan untuk berlayar, maka aktifitas dari pelabuhan Bulanglinggi Tanjunguban akan kembali di aktifkan," terangnya.

Dijelaskan Rahmat, kalau dari Tanjunguban memang jarang pandang antara setengah hingga satu mil, tetapi informasi yang diterima di daerah lainnya sudah lebih parah. Sehigga pelayaran harus di hentikan sementara.

Editor: Dardani