BPOM, Disdik dan Kepsek Diminta Tegas Soal Makanan 'Plastik' di Sekolah
Oleh : Hadli
Jum'at | 16-10-2015 | 11:41 WIB
gorengan.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kepri diminta kerja ekstra mengawasi perdagangan makanan, khususnya makanan ringan yang berada di sekitar lingkungan sekolah. 

Kekhawatiran itu muncul ketika masyarakat melihat langsung adanya gorengan 'plastik' yang dijual di luar sekolah dasar (SD) Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota. 

"BPOM harus cepat menanggapi adanya penjual gorengan yang mencampurkan plastik ke dalam kuali. Karena sudah menghawatirkan. Anak kami bisa terkena penyakit berbahaya seperti kanker jika tidak ada pihak yang peduli," kata Amin, warga setempat kepada wartawan di Batam Center, Jumat (16/10/2015). 

Plastik yang dicampur langsung kedalam kuali bersama minyak makan akan tetap menjaga kerenyahan pada makanan tersebut hingga terasa nikmat. Renyahnya makanan itu dikarenakan plastik berbahan kimia sudah melekat di dalamnya. 

Ia mengatakan, Balai POM jangan hanya menindak produk kemasan yang berada di swalayan yang terindikasi tidak memiliki izin edar, dengan tujuan agar perusahaan produk tersebut mengurus izin edarnya. 

Makanan saji langsung yang berada di pinggir jalan harus sudah terdata dan teruji makanannya dengan tujuan agar kinirja BPOM dirasakan langsung oleh masyarakat. 

"Produk makanan ilegal belum tentu makanan itu berbahaya. Karena hanya masuknya aja yang tidak resmi, tapi sesungguhnya dari negara asal produk itu sudah teruji kesehatannya. Tapi bagaimana dengan makanan ringan yang setiap saat dikonsusmsi masyarakat. Bahan kimia yang terkandung di dalamnya banyak melebihi dosis. Seperti ini yang harus disikapi," paparnya. 

Harapan pengawasan manakanan anak juga dituju kepada Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah selaku pemangku kebijakan, dengan selektif terhadap pedagang menjual makanan yang berada di sekitar sekolah. 

"Setidaknya ada lokasi yang ditentukan untuk pedagang ini. Agar dapat mengindari anak didiknya belanja makanan yang tidak sehat. Bukannya seperti saat ini pas berada di depan pagar, tempatnya lalu lalang para murid," kata wali murid lainnya, Suparto. 

Editor: Dodo