Dishub Batam Dituduh Pilih Kasih, Puluhan Sopir Angkot Berhentikan Paksa Kendaraan
Oleh : Gabriel Posenti Sara
Selasa | 08-09-2015 | 09:26 WIB
sopir_angkot_batam_sandera_bus.jpg
Puluhan sopir angkot memberhantikan paksa bus yang dikelola Dishub Kota Batam. (Foto: Gabriel Potensi Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Razia yang digelar oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam dan dibantu oleh Sat Lantas Polresta Barelang serta Polisi Militer dengan sasaran angkotan kota, pada Senin (7/9/2015), nyaris ricuh. Aksi protes yang hampir menyulut kericuan lantaran puluhan sopir angkotan kota tidak terima dengan tindakan pihak Dishub dituding pilih kasih saat merazia atau memeriksa dokumen kendaraan.

"Kalau mau razia ya semuanya ditahan, dong. Nggak bisa seperti ini. Mobil Carry aja yang ditahan, sementara mobil lainnya dibiarkan lewat begitu saja. Kan lucu jadinya," teriak salah satu supir angkotan kota yang enggan menyebutkan namanya itu, Senin sore.

Tak terima dengan tindakan diskriminatif tersebut, puluhan sopir angkotan kota menahan semua angkutan maupun bus-bus yang melintas di jalanan tersebut. Tak hanya itu, bus yang dikelola pemerintah juga turut 'ditahan' dan dipaksa untuk mengeluarkan dokumen kendaraannya.

"Tahan saja mobil pemerintah itu. Belum tentu itu lengkap dokumennya. Pajak juga nggak pernah bayar itu. Sopir saja yang pakai pakaian dinas dari Dishub. Belum tentu ada SIM dan lengkap dokumennya," teriak sopir itu lagi.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dishub Batam, Faizal Reza, mengatakan, yang dituduhkan oleh puluhan sopir angkotan kota itu tidak benar. Menurutnya, semua angkutan, mini bus maupun bus-bus lain yang melintas semuanya ditahan untuk memeriksa kelengkapan dokumennya.

"Semua sama. Tidak ada perbedaan. Kita tilang semua. Ya, terkecuali mobil barang saja," jelasnya.

Lanjutnya, razia yang dimaksud merupakan razia rutin guna menekan pelanggaran serta sebagai bentuk pengawasan terhadap semua kendaraan atau angkutan kota yang ada di Batam. "Standarnya sekali seminggu dengan titik yang berbeda," ujarnya. (*)

Editor: Roelan