Coretan Udin di Dinding Toilet DPRD Batam Sudah Lenyap
Oleh : Ahmad Rohmadi
Kamis | 20-08-2015 | 12:14 WIB
toilet-dprd.jpg
Toilet di lantai dasar Gedung DPRD Batam yang telah bersih setelah sebelumnya sempat dicorat-coret Udin P. Sihaloho yang kesal dengan kinerja Sekwan.

BATAMTODAY.COM, Batam - Coretan "Anggaran 71,4 M, Toilet Rusak", yang dituliskan oleh anggota DPRD Batam Udin P Sihaloho di toilet lantai dasar Kantor DPRD Batam rupanya sudah tidak tampak lagi.

Saat ditemui, Udin mengaku bangga  karena apa yang telah dilakukannya tersebut merupakan fakta yang sebenarnya bahwa begitu banyak anggaran di Sekretaris Dewan (Sekwan)tapi toilet tidak terurus.

"Kalau dihapus kan berati benar yang saya tulis, toilet itu memang sudah tak layak pakai lagi sudah beberapa kali saya bilang itu ke Sekwan (Marzuki) tapi tak ditanggapi," kata Udin, Kamis (20/8/2015).

Udin juga mengatakan sekian beberapa toilet yang ada di dalam gedung DPRD Batam hanya di ruangan pimpinan dan ruang Sekwan yang terdapat toilet yang layak pakai bahkan dia katakan toilet di ruangan Sekwan tersebut layaknya toilet di hotel berbintang

Selain itu, dia juga menanggapi pernyataan Marzuki terkait kunker yang katanya bahwa jatah Udin sudah habis sehingga alasan itu pihaknya tidak mengizinkan jika Udin kunker ke Jakarta.

"Kalau dia (Marzuki) memang sudah habis, saya yakin kok kunker Sekwan pasti lebih banyak dari anggota DPRD yang biasa-biasa saja. Agenda Komisi IV sebenarnya kunker ke RSUD Karimun tapi saya sengaja tidak ikut karena ke Jakarta lebih bagus menurut saya untuk menambah wawasan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya Udin P Sihaloho mencoret dinding toilet DPRD Kota Batam dengan cat semprot, Rabu (19/8/2015) sore. Hal tersebut sebagai bentuk kekecewaannya kepada Sekretariat Dewan (Sekwan) yang memiliki anggaran Rp 71,4 miliar namun banyak fasilitas kantor DPRD yang rusak.

Coretan di dinding toilet pria tersebut bertuliskan anggaran banyak, toilet busuk. Lalu ada tulisan "Anggaran 71,4 M, toilet rusak."

Kepada wartawan, Udin mengatakan tindakan tersebut dilakukan karena banyak alasan. Diantaranya setiap melakukan kunjungan kerja selalu "pakdul" alias pakai dulu, dengan alasan tak ada kas kecil. Jadi anggota dewan yang berangkat kunker harus menggunakan uang pribadi terlebih dahulu."

"Kunker selalu 'pakdul' alasan kas kecil tak ada. Toilet tak ada yang benar, kantor tidak terawat," kata Udin kesal.

Editor: Dodo