Miris, Calon Penumpang Kapal Pelni di Batam Tertipu Tiket Palsu
Oleh : Aldy Daeng
Jumat | 28-03-2025 | 17:04 WIB
Tiket-Pelni-Palsu1.jpg
Sanusi, salah satu calon penumpang kapal Pelni yang tertipu tiket palsu. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah hiruk-pikuk arus mudik Lebaran 2025 di Pelabuhan Bintang 99 Batam menjadi saksi berbagai kisah haru para calon penumpang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Ada yang harus membatalkan keberangkatan, dikarenakan mendapatkan tiket palsu. Dan itu menyebabkan pupusnya mimpi untuk bersua dengan keluarga di kampung halaman.

Arus mudik selalu menghadirkan cerita ditengah euforia menyambut Lebaran, ada yang berhasil pulang dengan selamat, dan ada pula yang harus menelan kenyataan pahit bahwa mereka belum bisa kembali ke kampung halaman.

Di gerbang masuk pelabuhan yang penuh hiruk-pikuk calon penumpang dan petugas pelabuhan, Sanusi, seorang perantau asal Jawa Tengah yang bekerja di Kabupaten Karimun, tampak kebingungan bersama anaknya. Harapan untuk pulang ke kampung halaman sirna setelah mengetahui bahwa tiket yang dibeli secara online ternyata palsu.

"Saya mau berangkat ke Jakarta dengan KM Nggapulu pukul 13.00 WIB, tapi tiket saya tidak bisa dipindai saat masuk ke ruang tunggu. Baru sadar kalau ini tiket palsu," kata Sanusi dengan nada kecewa didampingi anak lelakinya, Jumat (28/3/2025).

Sanusi mengaku tergoda membeli tiket melalui media sosial karena selalu kehabisan saat mencoba melalui aplikasi dan situs resmi Pelni. Harga tiket yang ia beli pun tidak murah, yakni Rp 1.016.000 untuk dua orang (ia bersama anaknya).

"Penjualnya sangat meyakinkan, ada logo PT Pelni, komunikasi juga cepat lewat Facebook, WhatsApp, dan email. Saya percaya karena mereka mengaku dari Jakarta," ungkapnya.

Kini, ia hanya bisa bertahan di pelabuhan sambil terus mencoba menghubungi si penipu, berharap uangnya bisa kembali. "Tapi ongkos saya sudah habis, bingung mau bagaimana," ujarnya pasrah.

Kisah serupa juga dialami oleh Gloria, seorang penumpang tujuan Medan. Ia juga membeli tiket dari media sosial setelah kesulitan mendapatkan tiket resmi.

"Aku lihat ada yang jual tiket di medsos, katanya untuk dua orang. Karena selalu kehabisan kalau beli di website, aku ambil aja," kata Gloria.

Namun, nasib berkata lain. Setelah menyadari dirinya tertipu, ia hanya bisa pasrah. "KM Kelud sudah berangkat. Gagal lah aku balik kampung," ucapnya dengan nada sedih.

Berbeda dengan Sanusi dan Gloria, Azhar sebenarnya memiliki tiket resmi KM Kelud tujuan Medan. Bahkan, ia mendapat jatah mudik gratis untuk keluarganya yang berjumlah tujuh orang. Namun, rencana itu kandas karena ia tidak mendapat cuti dari tempat kerja.

"Saya datang cuma untuk mengantar istri dan anak-anak sampai ke kapal. Setelah itu, saya balik lagi ke rumah," katanya dengan nada sedikit menyesal.

Editor: Yudha