Indonesia Dorong Perlucutan Senjata Global dalam High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa
Oleh : Redaksi
Selasa | 25-02-2025 | 15:44 WIB
Sugiono-Menlu.jpg
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, dalam pertemuan High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss, pada Senin (24/2/2025). (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung upaya perlucutan senjata global di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss, pada Senin (24/2/2025).

Dalam pernyataannya, Menlu RI menyampaikan kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan global yang dipicu oleh persaingan strategis antarnegara, penurunan komitmen terhadap perlucutan senjata, ekspansi program senjata nuklir, serta meningkatnya risiko konflik dan kecelakaan nuklir.

"Senjata nuklir bukan jaminan keamanan, melainkan ancaman bagi dunia," tegas Menlu RI, dalam forum tersebut, demikian dikutip laman Kemlu.

Menlu RI menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil langkah konkret dalam mengembalikan stabilitas global dengan memperkuat kerangka perlucutan senjata. Ia menekankan bahwa dunia memiliki kapasitas dan tanggung jawab untuk mengubah situasi saat ini.

"Kita harus segera bertindak demi mencapai kemajuan nyata dalam perlucutan senjata," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia mendorong Conference on Disarmament untuk menjalankan mandatnya dalam revitalisasi arsitektur perlucutan senjata global. Menlu RI menekankan pentingnya perundingan perlucutan senjata nuklir, pembentukan instrumen hukum jaminan keamanan (negative security assurance), penguatan kawasan bebas senjata nuklir, serta penguatan norma anti-uji coba nuklir.

Conference on Disarmament merupakan satu-satunya forum multilateral yang diberikan mandat oleh Sidang Majelis Umum PBB untuk merundingkan perjanjian-perjanjian kunci terkait perlucutan senjata. Forum ini beranggotakan 65 negara, termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB serta negara-negara dengan kapasitas militer signifikan, termasuk Indonesia.

Sejak didirikan pada 1978, forum ini telah merumuskan sejumlah perjanjian penting, di antaranya Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT), Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxin Weapons (BWC), Convention on the Prohibition of the Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weapons (CWC), serta yang terbaru pada 1996, Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT).

Kehadiran Menlu RI dalam pertemuan tingkat tinggi ini mempertegas komitmen Indonesia dalam mendukung upaya multilateral terkait perlucutan senjata dan perdamaian global. Indonesia akan terus berperan aktif dalam upaya internasional untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan bebas dari ancaman senjata pemusnah massal.

Editor: Gokli