Negara-negara Arab dan Palestina Kecam Netanyahu Usul Dirikan Negara di Saudi
Oleh : Redaksi
Senin | 10-02-2025 | 08:44 WIB
Palestina1.jpg
Ilustrasi Palestina. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bicara agar warga Palestina mendirikan negara di wilayah Arab Saudi. Negara-negara Arab mengecam pernyataan Netanyahu.

Dilansir Anadolu dan Reuters, Minggu (9/2/2025), beberapa negara seperti Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menolak pernyataan Netanyahu tersebut. Mesir dan Yordania sama-sama mengecam usulan Israel tersebut.

Mesir mengecam pernyataan Netanyahu dengan menyebutnya "tidak bertanggungjawab dan sepenuhnya ditolak". Mesir dalam pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negerinya menolak pernyataan Netanyahu tersebut karena mengancam keamanan dan kedaulatan Arab Saudi.

"Sepenuhnya menolak pernyataan sembrono yang mengancam keamanan dan kedaulatan kerajaan," ujar pernyataan Kemlu Mesir.

"Stabilitas dan keamanan nasional Arab Saudi merupakan bagian integral dari keamanan dan stabilitas Mesir dan negara-negara Arab, suatu hal yang tidak dapat dikompromikan," imbuh pernyataan tersebut.

Selain Mesir, UEA dan Sudan menganggap pernyataan Israel itu melanggar hukum internasional dan piagam PBB. Mesir dan UEA juga menganggap kedaulatan Saudi sebagai 'garis merah'.

Menteri Luar Negeri UEA, Khalifa bin Shaheen Al-Marar, menegaskan dalam pernyataannya untuk kembali menolak usulan tersebut. Sebab hal itu merupakan pelanggaran atas hak rakyat Palestina.

"Penolakan tegas UEA terhadap pelanggaran hak-hak yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina dan segala upaya untuk menggusur mereka," ujar Al-Marar.

Al-Marar merujuk pada "posisi UEA yang bersejarah dan teguh mengenai perlindungan hak-hak Palestina dan perlunya menemukan cakrawala politik yang serius yang mengarah pada penyelesaian konflik dan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat."

Ia menambahkan dengan tegas bahwa "tidak akan ada stabilitas di kawasan ini tanpa solusi dua negara."

Sementara, Palestina menyebut usulan Netanyahu itu merupakan antiperdamaian dan rasis. Dilansir Anadolu Ajansi, Minggu (9/2/2025), Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut usulan Netanyahu itu "rasis dan anti-perdamaian".

Kemlu Palestina juga mengatakan rencana Netanyahu itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Arab Saudi.

"Pelanggaran terhadap kedaulatan dan stabilitas Arab Saudi," ujar Kemlu Palestina dalam pernyataannya.

Pernyataan tersebut menyuarakan dukungan penuh dan solidaritas dengan Arab Saudi terhadap hasutan Israel dan mendesak masyarakat internasional untuk mengutuk pernyataan Netanyahu.

Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein Al-Sheikh, mengatakan pernyataan Israel tersebut menargetkan kedaulatan Saudi.

Al-Sheikh juga mengutuk pernyataan Netanyahu sebagai "pelanggaran hukum internasional dan konvensi internasional"

"Negara Palestina hanya akan berdiri di atas tanah Palestina," imbuhnya di akun X miliknya.

Dia juga memuji sikap Saudi, "yang selalu menyerukan penerapan legitimasi dan hukum internasional serta berkomitmen pada solusi dua negara sebagai dasar keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan tersebut,".

Editor: Surya