Uang Mati
Oleh : Redaksi
Kamis | 16-01-2025 | 09:04 WIB
16-01_uang-mati-disway_0349348278.jpg
Ilustrasi Catatan Dahlan Iskan tentang kebakaran Los Angeles. (Foto: Disway.id)

Oleh Dahlan Iskan

DAYA tarik California tidak pernah berkurang. Pun ketika kebakaran begitu sering terjadi. Sudah lebih seminggu dunia diguncang berita kebakaran di California.

Lebih-lebih daya tarik Los Angeles, kota terbesar di negara bagian California. Tetap saja kian tinggi.

Kebakaran seperti ini terjadi tiap tahun. Tidak sekali dua. Begitu banyak. Saya pun ambil angka statistik sejak hampir 20 tahun lalu. Sejak tahun 2006. Sampai tahun 2024.

Selama kurun itu tidak ada tahun yang tanpa kebakaran. Bahkan tidak ada tahun yang kebakaran hutannya kurang dari 5.000 kali. Tiap tahun angka kebakarannya antara 6.000, 7.000, 8.000, sampai lebih 9.000 kali.

Tahun lalu 8.024 kali. Meliputi 425.000 hektare. Tahun 2020 paling parah: 9.600 kali. Meliputi 1 juta hektare lebih.

"Tahun ini, saya rasakan, anginnya sebenarnya kalah kencang dibanding tahun 2020," ujar drg Irawan, sahabat Disway di Los Angeles.

Tapi kebakaran di awal tahun ini lebih dekat ke permukiman di sekitar kota Los Angeles.

Korbannya lebih banyak: 25 orang meninggal (sampai kemarin). Bangunan yang rusak terbakar sampai 12.000. Luar biasa.

Ada ketidaknyamanan lain di California. Sering terjadi kekeringan. Seperti sekarang ini: sudah delapan bulan tidak hujan.

Masih ada yang tidak nyaman lainnya. Harga-harga mahal.

Toh daya tarik California tidak pernah surut. Apa saja daya tarik itu? Siapa tahu Anda juga ikut tertarik.

Soal daya tarik itu drg Irawan punya pandangan tersendiri. Yakni pandangan pribadinya. Inilah kelebihan Los Angeles dan California dari sudut drg Irawan. Inilah uraiannya:

Iya. Apa-apa mahal. Bensin paling mahal. Harga rumah mahal banget. Living cost mahal. Macet. Semua mahal.

Tapi pernahkah Anda cari tahu apa daya tarik kota ini? Kenapa begitu banyak orang kaya dari seluruh dunia ingin punya rumah di Los Angeles? Tinggal di LA?

Los Angeles is beautiful.

Los Angeles is full of opportunities.

Saya sudah travel ke 49 negara bagian. Tinggal North Dakota yang saya belum pernah kunjungi.

Hampir semua kota besar di seluruh USA juga pernah saya singgahi. Tidak ada kota yang se "perfect" Los Angeles.

Pun dari segi cuaca atau iklim. Sepanjang tahun iklimnya stabil. Tidak ada salju. Tidak terlalu dingin dan tidak juga terlalu panas (kecuali ada anomali cuaca).

Dari segi geografi hanya Los Angeles yang punya semuanya dalam jarak satu jam driving.

Satu jam bermobil Anda sudah menemukan pantai yang indah. Sudah bisa bertemu gunung. LA dikelilingi pegunungan. Sudah ketemu sungai yang panjang. Sudah sampai danau nan luas. Bahkan sudah bisa menemukan gurun.

Mau ski pun bisa. Mau hiking ke hutan juga ada. Semua lengkap.

Di musim dingin puncak gunungnya bersalju. Itu membuat pemandangan jadi indah. Apalagi di lereng-lereng gunungnya dibangun rumah-rumah mewah. Pun pinggir pantainya. Begitu banyak rumah mewah yang enak dipandang.

Dari rumah-rumah di lereng bukit itu Anda bisa memandang Lautan Pacific. Sejauh mata memandang terlihat lautan tanpa batas. Golden sunset-nya sangat indah dan menakjubkan.

Dari segi demografi juga sangat menarik. Budayanya sangat diverse. Beraneka.

Manusia dari seluruh penjuru dunia ada di LA.

Konsentrasi beberapa kelompok etnis yang besar terbentuk di berbagai area kota LA.

Terbentuklah perkampungan seperti China Town, Japan Town, Korean Town, Philippine Town, Little India, Little Armenia, Little Arabia. Nggak sanggup saya menyebutkan satu per satu.

Ketika kita berada di daerah Tionghoa, kita seperti bukan di Amerika. Nama toko-toko pakai tulisan Chinese. Pembicaraan yang terdengar hanya bahasa Mandarin. Hanya ketika mau membayar kita baru sadar ini di Amerika: pakai US Dollar.

Bahwa Los Angeles seperti bukan Amerika itu karena kesannya lebih banyak imigran daripada White Americano. Warga Hispanic khususnya Meksiko menjadi mayoritas penduduk di LA.

Kini soal makanan. Mau makanan dari negara mana pun ada. Lengkap, meski mungkin tidak selengkap New York City.

Di LA, kalau tidak salah, ada 20 lebih restoran Indonesia. Dulu saya pernah hitung ada sekitar 27.

Restoran waralaba dari negara Asia yang terkenal ada di mana-mana. Misalnya Jolly Bee, K-BBQ, Meet Fresh, 85C Bakery, dan lain-lain.

Tidak mungkin Anda bisa kunjungi semuanya. Pun bila setiap hari Anda datang tiga resto seumur hidup.

Kios Taco pinggir jalan sampai Michelin yang bintang lima ada di sini.

Warung di atas mobil, warung Taco pinggir jalan, street food eksis di setiap jalan ramai di seluruh pelosok kota.

Apalagi dari segi pendidikan. Begitu banyak college dan universitas ternama di Los Angeles area; UCLA, USC, Caltech, semua UC College, Cal State College, dan lain-lain.

Pelajar dari seantero jagat, anak orang kaya dan murid-murid beasiswa pintar dari seluruh dunia datang menimba ilmu di Los Angeles.

Jangan ditanya soal hiburan. LA adalah gudangnya entertainment. Ada Disneyland, Universal Studios, Hollywood, Knott's Berry Farm, dan masih banyak lagi.

Di Los Angeles, setelah lulus kuliah pun tidak perlu pindah ke kota lain. Begitu banyak perusahaan besar dari segala macam industri. Termasuk di bidang business opportunity.

Los Angeles adalah pintu masuknya produk dari Asia dan dunia. Mau apa saja ada.

Dengan populasi 12.799.100 orang (Greater LA), GDP-nya USD 1.3 triliun. Kalau California jadi negara terpisah dari Amerika, besarnya GDP di urutan lima besar negara-negara di dunia.

Jika Anda buka resto untuk dijangkau semua orang LA, Anda mesti buka di lima sampai delapan lokasi yang berbeda.

Di Los Angeles orang tidak pelit. Suka belanja. Saya sendiri selalu memberi tahu anak-anak untuk increase your income; saving will not create wealth. Ada uang dinikmati. Tapi itu bukan berarti foya-foya. Pakai jika perlu. Tidak boleh pelit --apa lagi pelit ke diri sendiri. NO!

Uang bukan segalanya. Uang tidak dibawa mati. Itu benar. Tapi coba nggak ada uang, hidup Anda serasa mau mati --sudah mati pun masih perlu duit.

Los Angeles is not a place for Losers!*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia