Kemenkes Berangkatkan 27 Dokter Spesialis Belajar ke Tiongkok dan Jepang
Oleh : Redaksi
Selasa | 07-01-2025 | 12:44 WIB
27-dokter-spesialis.jpg
Menkes Budi Gunadi Sadikin, secara resmi melepas 27 dokter spesialis yang akan mengikuti program fellowship di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Jepang, pada Senin (6/1/2025). (Foto: Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, secara resmi melepas 27 dokter spesialis yang akan mengikuti program fellowship di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Jepang, pada Senin (6/1/2025).

Program ini bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan jantung di Indonesia, mengingat penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Tanah Air dengan 550 ribu korban jiwa setiap tahunnya.

Acara pelepasan yang berlangsung di Kantor Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Jakarta, ditandai dengan penyerahan Letter of Acceptance (LoA) dan Letter of Guarantee (LoG) kepada para peserta.

Dalam sambutannya, Menkes Budi menekankan pentingnya keberadaan dokter spesialis jantung untuk mendukung penguatan layanan kardiovaskular, terutama di tingkat kabupaten dan kota. "Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian terbesar. Kita harus mempersiapkan layanan yang mampu menyelamatkan ratusan ribu nyawa setiap tahun. Ini mencakup pengadaan alat, tenaga medis, hingga pembiayaan. Fokusnya di puskesmas, rumah sakit, serta langkah promotif dan preventif," ujar Menkes, demikian dikutip laman Kemenkes.

Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam layanan kesehatan jantung. Dari total 514 kabupaten/kota, sebanyak 372 wilayah belum memiliki alat atau tenaga medis untuk layanan seperti kateterisasi jantung atau trombektomi. Padahal, penanganan penyakit jantung idealnya harus dilakukan dalam waktu kurang dari dua jam, sehingga layanan harus tersedia di tingkat kabupaten/kota.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirimkan 22 dokter spesialis kardiologi intervensi dan 5 dokter spesialis neurologi intervensi ke rumah sakit ternama di RRT dan Jepang, termasuk Fudan University Zhongshan Hospital, Zhongda Hospital, dan Sapporo Cardiovascular Center. Program pendidikan intensif ini berlangsung selama satu tahun dan didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Plt Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, dr Yuli Farianti, menjelaskan program fellowship ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah. Pada batch sebelumnya di 2024, 16 dokter telah diberangkatkan ke Tiongkok. Setiap tahunnya, pemerintah menargetkan pemberangkatan 47 fellowship kardiologi intervensi dan 5 fellowship neurologi intervensi.

"Langkah ini dirancang untuk mengatasi ketimpangan layanan kesehatan. Ada 28 kabupaten/kota yang memiliki alat cath lab tetapi belum ada tenaga medis, dan 6 kabupaten/kota memiliki tenaga medis tetapi belum didukung fasilitas. Program ini diharapkan menjadi solusi efektif," ujar dr Yuli.

Menkes Budi berharap para peserta dapat berbagi pengalaman sepulang dari program ini untuk mendorong kolaborasi dan perbaikan di sektor kesehatan. "Jika ada kekurangan, sampaikan kepada kami. Jika ada hal baik, bagikan kepada teman-teman. Tujuan utama kita adalah menyelamatkan masyarakat," pesan Menkes.

dr Bayushi Eka Putra, salah satu peserta dari RSUD Berkah Pandeglang, mengungkapkan rasa bangganya mengikuti program ini. "Ini adalah kesempatan besar untuk memperdalam keahlian dan berkontribusi lebih luas kepada masyarakat," ujarnya.

Dengan program ini, pemerintah optimistis dapat mempercepat transformasi sistem kesehatan nasional, memastikan akses pelayanan kesehatan berkualitas dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Program ini tidak hanya menjadi langkah strategis, tetapi juga komitmen nyata untuk mewujudkan pemerataan layanan kesehatan di seluruh wilayah Tanah Air.

Editor: Gokli