Wamenpar Apresiasi Potensi dan Keindahan Wisata Sejarah Pulau Penyengat
Oleh : Redaksi
Rabu | 01-01-2025 | 12:24 WIB
Wamenpar-Penyengat.jpg
Wamenpar Ni Luh Puspa, saat mengunjungi Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, pada Senin (30/12/2024). (Kemenpar)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa, mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan dan daya tarik Pulau Penyengat, salah satu destinasi unggulan di Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam kunjungan kerjanya, Senin (30/12/2024), Wamenpar menyoroti potensi wisata sejarah dan budaya yang kuat di pulau ini, mulai dari Masjid Raya Sultan Riau hingga kompleks makam Engku Puteri Raja Hamidah.

Pulau Penyengat dikenal dengan peninggalan sejarahnya yang kaya, termasuk Masjid Raya Sultan Riau yang didirikan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. Masjid ini menjadi daya tarik utama dengan desain arsitektur unik yang didukung oleh empat tiang beton serta menara di keempat sudutnya. Di dalamnya, terdapat manuskrip Alquran tulisan tangan dan barang-barang bersejarah lainnya yang menjadi saksi kebesaran masa lalu.

Selain masjid, Wamenpar juga mengunjungi kompleks makam Engku Puteri Raja Hamidah, istri Sultan Mahmud Riayat Syah, yang pernah memerintah Riau, Lingga, Johor, dan Pahang. Raja Hamidah, yang diberi gelar Engku Puteri, dikenal sebagai tokoh perempuan Melayu yang berpengaruh pada zamannya, dengan gagasan besar yang tetap relevan hingga kini.

"Pulau Penyengat memiliki potensi luar biasa untuk wisata religi dan sejarah. Cerita-cerita yang ada perlu diperkuat melalui storytelling agar wisatawan dapat lebih memahami nilai budaya dan sejarahnya," ujar Ni Luh Puspa, demikian dikutip laman Kemenparekraf.

Wamenpar mengapresiasi peningkatan infrastruktur di Pulau Penyengat, seperti dermaga dan jalan menuju situs-situs sejarah yang semakin memadai. Namun, ia menyoroti pentingnya menjaga kebersihan dan kerapian destinasi wisata, termasuk menambah fasilitas seperti toilet umum dan memastikan ketersediaan air bersih.

"Saya melihat pengelolaan sampah di TPS 3R sudah ada, tetapi kendalanya pada daya listrik yang belum mencukupi untuk operasional mesin. Ini harus menjadi perhatian bersama, termasuk dukungan dari pemerintah pusat," tegasnya.

Kemenpar juga mendorong implementasi program 'Gerakan Wisata Bersih' sebagai upaya meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi wisata di Indonesia. Program ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga kementerian terkait, untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan.

Pulau Penyengat diusulkan menjadi proyek percontohan untuk 'Gerakan Wisata Bersih'. Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan fasilitas fisik, tetapi juga pada perubahan perilaku masyarakat, seperti pengelolaan sampah dan pemilahan limbah.

"Ini bukan program jangka pendek, melainkan upaya jangka menengah dan panjang untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan," ujar Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, menyatakan komitmen penuh pemerintah daerah untuk mendukung program ini. "Standar yang ditetapkan Kemenpar akan menjadi panduan bagi kami dalam mengimplementasikan gerakan wisata bersih di daerah," ujarnya.

Dengan keindahan alam, nilai sejarah, dan budaya yang dimiliki, serta dukungan dari berbagai pihak, Pulau Penyengat berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah unggulan yang bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Editor: Gokli