Indramayu Potensial Jadi Penopang Swasembada Garam Nasional pada 2027
Oleh : Redaksi
Sabtu | 28-12-2024 | 11:04 WIB
tinjau-ggn.jpg
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat meninjau Gudang Garam Nasional di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Kamis (26/12/2024). (KKP)

BATAMTODAY.COM, Indramayu - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan produksi garam rakyat di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memiliki potensi besar untuk mendukung target swasembada garam nasional pada 2027.

"Produksi garam di Indramayu dapat kita tingkatkan mulai tahun depan. Berdasarkan data yang saya miliki, sekitar 3.000 hektare lahan memiliki potensi besar untuk dikembangkan," ujar Menteri Trenggono saat meninjau Gudang Garam Nasional di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Kamis (26/12/2024), demikian dikutip laman KKP.

Kabupaten Indramayu menjadi salah satu sentra penghasil garam di Jawa Barat, bersama Kabupaten Karawang, Cirebon, dan Pangandaran. Saat ini, produksi garam di Indramayu tersebar di empat kecamatan, yaitu Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol. Dengan luas lahan produktif mencapai 1.445 hektare, produksi total pada 2024 tercatat sebesar 135.891 ton, atau rata-rata 94 ton per hektare.

Namun, sebagian besar kegiatan pergaraman di wilayah ini masih menggunakan metode tradisional yang bergantung pada sistem pasang surut. Hal ini berdampak pada volume dan kualitas produksi garam.

Menteri Trenggono menilai modernisasi teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu garam di daerah tersebut. "Kami akan mengusulkan anggaran agar proses revitalisasi dapat dimulai tahun depan, sehingga sistem produksi garam di Indramayu menjadi lebih modern," tambahnya.

Sebagai bagian dari rencana besar menuju swasembada garam pada 2027, pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan impor garam industri pada 2025, kecuali untuk kebutuhan khusus seperti Chlor Alkali Plant (CAP). Langkah ini diiringi dengan berbagai program pengembangan yang dirancang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), termasuk modeling ekstensifikasi tambak garam dan intensifikasi melalui teknologi produksi modern.

Menteri Trenggono menegaskan revitalisasi tambak garam rakyat, khususnya di Indramayu, akan menjadi salah satu prioritas utama untuk mencapai target tersebut. "Dengan modernisasi teknologi dan perluasan lahan, saya yakin Indramayu dapat berkontribusi signifikan terhadap swasembada garam nasional," tutupnya.

Program ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan garam domestik tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani garam di Indramayu dan daerah penghasil garam lainnya di Indonesia.

Editor: Gokli