Indonesia Terima Hibah Rp 1,26 Triliun dari Jerman untuk Eliminasi TBC dan Malaria
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 27-12-2024 | 12:44 WIB
RI-Jerman.jpg
Melalui mekanisme Debt to Swap for Health (D2H), Indonesia berhasil mendapatkan hibah senilai €73 juta (sekitar Rp 1,26 triliun) dari Pemerintah Jerman. (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kerja sama internasional di bidang kesehatan. Melalui mekanisme Debt to Swap for Health (D2H), Indonesia berhasil mendapatkan hibah senilai €73 juta (sekitar Rp 1,26 triliun) dari Pemerintah Jerman.

Dana tersebut akan dialokasikan untuk program pengendalian tuberkulosis (TBC) dan malaria di Indonesia, dengan dukungan Global Fund.

Skema D2H memungkinkan pembayaran utang Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Jerman sebesar €73 juta dialihkan kembali untuk mendanai program kesehatan strategis. Dalam hal ini, dana hibah difokuskan untuk pengendalian TBC dan malaria, yang menjadi tantangan kesehatan utama di Indonesia.

"Kesepakatan ini merupakan bukti sinergi internasional yang nyata untuk kesehatan masyarakat. Dukungan dari Pemerintah Jerman dan Global Fund mendekatkan kita pada target eliminasi TBC tahun 2030 dan Indonesia bebas malaria," ujar Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono Harbuwono, demikian dikutip laman Kemenkes, Minggu (22/12/2024).

Kerja sama ini melibatkan Pemerintah Indonesia (Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan), Pemerintah Jerman, dan Global Fund. Seluruh proses dirancang untuk memastikan pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel, sehingga penggunaannya tepat sasaran dan memberikan dampak nyata.

Hibah ini bukan kali pertama Indonesia memanfaatkan mekanisme Debt to Health. Pada tahun 2021, Indonesia menerima bantuan serupa senilai USD 56 juta untuk mendukung eliminasi TBC. Pengalaman ini menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam memberantas penyakit menular dengan dukungan internasional.

Dalam program terbaru ini, hibah akan digunakan untuk memperkuat pengendalian TBC dan malaria melalui pembangunan sistem kesehatan yang terintegrasi, termasuk laboratorium, sistem informasi kesehatan, dan logistik farmasi. Program ini dikelola bersama oleh Kementerian Kesehatan dan Global Fund dengan pendekatan transparansi mulai dari perencanaan hingga pelaporan hasil.

"Inisiatif ini bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga tentang inovasi dan kolaborasi global untuk menciptakan masa depan kesehatan yang lebih baik," tambah Prof Dante.

Kerja sama strategis ini juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang kesehatan. Dengan bantuan internasional yang terus mengalir, Indonesia optimistis mampu mencapai target eliminasi TBC dan bebas malaria yang lebih inklusif.

Melalui inisiatif ini, Pemerintah Indonesia menunjukkan peran aktifnya di panggung global dalam memanfaatkan kolaborasi internasional untuk menyelesaikan masalah kesehatan nasional, sekaligus mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan.

Editor: Gokli