Transformasi Digital, Pilar Masa Depan Ekonomi Indonesia
Oleh : Redaksi
Senin | 16-12-2024 | 14:44 WIB
transformasi-digital.jpg
Menkomdigi Meutya Hafid, dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025, Jumat (13/12/2024). (Komdigi)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Transformasi digital kini menjadi tulang punggung perekonomian nasional, menciptakan peluang kerja baru sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025 yang digelar di Studio Grand Metro TV, Jakarta Barat, Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyoroti pentingnya keamanan siber sebagai pondasi keberlanjutan transformasi ini.

"Keamanan siber adalah kunci untuk melindungi infrastruktur strategis kita. Kami tengah merancang Firewall Digital Nasional dan mendorong pembentukan Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) di setiap instansi pemerintah untuk memitigasi ancaman siber," ujar Meutya Hafid, Jumat (13/12/2024), demikian dikutip laman Komdigi.

Selain memperkuat keamanan siber, Kementerian Komunikasi dan Digital juga berfokus pada pengembangan talenta digital. Meutya Hafid menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pelatihan berbasis sertifikasi untuk 9 juta talenta digital, guna memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang.

"Program ini tidak hanya mencakup sertifikasi, tetapi juga memperkuat hubungan antara peserta dan dunia kerja, sehingga dampaknya terasa langsung pada kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Meutya Hafid juga mengungkapkan bahwa literasi digital telah menjangkau lebih dari 5,6 juta orang, dengan perhatian khusus pada perempuan dan generasi muda. Hasilnya, pendapatan peserta di luar Pulau Jawa meningkat hingga 12,1%.

"Ini membuktikan bahwa inklusivitas digital memberikan dampak nyata. Kami terus mendorong program ini untuk menjangkau lebih banyak masyarakat," jelasnya.

Di sektor infrastruktur, pemerintah mempercepat pemerataan akses internet dengan menerapkan teknologi Fixed Wireless Access (FWA) di wilayah terpencil yang belum terjangkau kabel optik. Langkah ini juga mencakup penyediaan layanan internet khusus untuk pendidikan dengan biaya terjangkau.

"FWA adalah solusi tepat untuk menghadirkan internet cepat dan murah, terutama di daerah yang sulit dijangkau," ungkap Meutya Hafid.

Untuk mendukung keberlanjutan transformasi digital, pemerintah memanfaatkan green financing dalam pembangunan pusat data berbasis energi hijau. Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Digital mengkaji penerapan carbon pricing dan insentif fiskal untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

"Strategi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di era ekonomi digital," kata Meutya Hafid.

Menutup pernyataannya, Meutya Hafid mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menciptakan transformasi digital yang aman, inklusif, dan berdampak nyata bagi seluruh masyarakat.

"Transformasi digital ini adalah langkah bersama. Dengan keamanan, inklusi, dan keberlanjutan sebagai pilar utama, kita dapat membangun masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah," pungkasnya.

Editor: Gokli