Wamen Magang
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 19-07-2024 | 08:24 WIB
1807_wamen-magang_03495498548.jpg
Tiga wakil menteri baru kabinet Jokowi. (Foto: Sesneg-RI)

Oleh Dahlan Iskan

TINGGAL 90 hari lagi Jokowi menjabat presiden. Tapi Jokowi masih semangat melantik tiga wakil menteri baru. Kemarin sore.

Anda sudah tahu siapa yang jadi wakil menteri apa.

Maka tidak ada penilaian lain kecuali bahwa tiga orang itu tidak sekadar jadi wakil menteri. Mereka juga berstatus magang untuk jadi menteri di kabinet baru Prabowo-Gibran.

Berarti Wakil Menteri Pertanian Sudaryono adalah Menteri Pertanian di kabinet Prabowo-Gibran. Kini Sudaryono seperti lagi masuk program magang di sektor pertanian.

Dengan demikian begitu dilantik jadi menteri pertanian kelak Sudaryono tidak perlu lagi meraba-raba permukaan air.

Pun Yuliot Tanjung yang kemarin dilantik sebagai wakil menteri investasi.

Sebenarnya ia tidak perlu lagi magang. Yuliot adalah orang dalam Badan Koordinasi Penanaman Modal. Ia sudah menjabat salah satu deputi di kementerian investasi. Tapi Yuliot perlu mulai dikenal oleh para calon investor. Inilah orangnya. Begitu kelak dilantik jadi menteri investasi ia bisa langsung tancap gas.

Yang menarik adalah pelantikan Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono. Biasa dipanggil Tommy. Ia dilantik sebagai wakil menteri keuangan II --ini nomenklatur baru di kementerian keuangan.

Tommy adalah putra Sudrajat Djiwandono --Gubernur Bank Sentral di zaman Presiden Suharto. Yakni Gubernur BI terakhir di pemerintahan Orde Baru --ini berusia 85 tahun. Itu berarti Tommy adalah keponakan Prabowo --ibunya adalah adik Prabowo.

Apakah berarti Tommy akan menjadi menteri keuangan pengganti Sri Mulyani? Iya dan tidak.

Anda pun sudah tahu: Prabowo ingin mengubah sektor keuangan menjadi dua kementerian. Yakni menteri bendahara negara dan menteri pendapatan negara.

Yang satu urusan penggunaan anggaran, satunya lagi ngurusi peningkatan pendapatan negara. Pajak dan bea cukai akan berada di bawah kementerian pendapatan.

Itu kalau jadi. Lalu wakil menteri keuangan I yang akan naik menjadi menteri bendahara negara. Atau sebaliknya: Tommy yang akan menjadi menteri bendahara negara.

Sekarang pun Tommy sudah menjadi menteri bendahara partai: ia adalah bendahara umum DPP Partai Gerindra.

Memang, dari tiga wakil menteri baru itu yang dua orang adalah ordal Gerindra. Sudaryono adalah Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.

Kalau tujuan pelantikan wakil menteri di masa injury time ini sebagai masa pemagangan, itu sangat baik.

Pertama, pertanda Jokowi-Prabowo satu hati. Jokowi mau melantik mereka di masa injury time.

Kedua, lamanya masa transisi bisa diisi dengan pemanasan bagi para calon menteri. Ketiga, Jokowi bisa menerima bahwa pos-pos penting itu diisi oleh ordalnya Prabowo.

Tommy, 52 tahun, sebenarnya jauh dari pendidikan formal bidang keuangan. Ia kuliah di Amerika di prodi sejarah. Lalu hubungan internasional. Tapi Tommy adalah seorang praktisi keuangan. Ia pernah jadi analis keuangan di grup yang membawahi banyak bank di Inggris: Wheelock NatWest. Waktu itu Tommy berbasis di Hong Kong.

Kalau memang seperti itu maka masa injury time ini bisa juga disebut sebagai masa fifty-fifty. Yakni gabungan rasa antara presiden lama dan presiden baru. Belum pernah terjadi seperti ini di masa-masa lalu.

Siapa tahu minggu depan masih akan ada lagi pelantikan wakil-wakil menteri yang perlu dimagangkan.

Dengan demikian orang tidak perlu terkejut melihat kabinet barunya Prabowo kelak; terkejutnya sudah mulai dicicil sekarang.*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia