Dapatkan Dua Informasi Berbeda Terkait ROW Jalan, DPRD Batam Sidak ke Tembesi Tower
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 14-05-2024 | 16:36 WIB
DPRD-Sidak-Tembesi1.jpg
Ketua DPRD Batam, Nuryanto sidak ke Jalan Letjen Suprapto depan Jalan Tembesi Tower RW 16. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Jalan Letjen Suprapto, depan Tembesi Tower, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Selasa (14/5/2024).

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 2 April 2024 lalu, di mana pada RDP tersebut terungkap ada dua data berbeda antara data Pemko dan BP Batam.

"Dalam RDP ini kita dapat 2 informasi dan data yang berbeda dari Pemko dan BP Batam. Makanya kita cek langsung," ujar Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto, saat sidak di Tembesi tower.

Dijelaskan Nuryanto, hasil dari pengecekan di depan tempat tinggal masyarakat, khususnya di depan PL PT Tri Tunggal ada badan jalan. Pemerintah Kota (Pemko) Batam akan melebarkan jalan tersebut menjadi Row 120, padahal sebelumnya hanya Row 100. "Inilah perlu dijelaskan pemerintah dengan pihak BP Batam. Lokasinya tidak simetris," ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Cak Nur ini mengatakan, di hilir jalan terdapat Row 100 sementara di hulu jalan juga terdapat Row 100, akan tetapi di tengah-tengah terdapat Row 120. Yang jadi maslah, Row 120 tersebut terdampak langsung kepada masyarakat yang tinggal di Tembesi Tower.

"Masyarakat prinsipnya tidak menghalangi atau mengganggu pembangunan, akan tetapi masyarakat hanya perlu kejelasan dan ketenangan. Waktu RDP (2/5/2024) lalu, masyarakat belum mendapatkan penjelasan," sebutnya.

Untuk itu, Ketua DPRD Nuryanto meminta Pemerintah Kota dan BP Batam bisa memberikan solusi kepada warga yang terdampak. Selain pelebaran jalan, lanjut Cak Nur, warga juga mengeluhkan sering terjadi banjir. Hal ini dikarenakan adanya penimbunan salah satu perusahaan yang berada di samping permukiman tersebut.

"Kita akan cek apakah penimbunanannya sudah sesuai aturan dan Amdalnya. Kita akan panggil pihak-pihak terkait nantinya," katanya.

Di lokasi yang sama, Ketua RW 016, Fahrudin, mengatakan, warga akan menaati apa yang sudah ditetapkan oleh Pemko dan BP Batam. Termasuk bangunan warga di luar dari Row yang ditentukan.

"Artinya, dulu sudah ada kesepakatan yang akan ditertibkan yang masuk Row jalan. Kalau sampai Row 120, akan berdampak kepada kami. Ada sekitar 15 KK yang terdampak. Di Tembesi Tower ini ada sekitar 400 KK," ungkap Fahrudin.

"Kemarin sebenarnya sudah ada surat sosialisasi Row jalan, ada perubahan RDTR, karena disampaikan di wilayah Tembesi Tower termasuk wilayah industri, kalau iya karena wilayah industri, dari kawasan Panbil harusnya sama," sambungnya.

Disinggung pembahasan RDP yang terakhir, Fahrudin menyampaikan bahwa seluruhnya dibahas dan dibuka dal rapat tersebut.

"RDP dibahas dan kita buka semua, ternyata tidak sinkron BP Batam dan Pemko Batam. Di BP Batam row 100 meter, dari ketua DPRD mengatakan untuk SP 1 segera dicabut, setelah lebaran malah turun SP 2. Artinya apa? yang menjadi rekomendasi dari DPRD tidak diindahkan sebab adanya SP 2," ungkapnya.

Ia mengatakan, pada 22 April 2024, warga yang bertempat tinggal lebih dari Row 100 juga mendapatkan SP 2, untuk segera mengosongkan lahan.

Dalam Surat Peringatan Kedua yang diterima sejumlah warga mengatakan bahwa kepada saudara yang bertempat tinggal untuk segera membongkar bangunan terhitung dari 23 April 2024 hingga 25 April 2024, yang ditandatangani Kasatpol PP Imam Tohari.

Masih kata Ketua RW 016, selain masalah pelebaran jalan, banjir juga dialami warganya selama 6 bulan terakhir belakangan.

"Sekarang warga Tembesi Tower memang lagi diuji, kita tahu bahwa banjir itu setiap kali sering terjadi. Diduga banjir itu datang akibat dari dampak pembangunan PT sebelah, ini tentu saja keluhan yang dirasakan warga sebab saat hujan turun membuat warga tidak nyaman dan tidur tidak nyenyak," ujar Fahrudin.

Dirinya sebagai Ketua RW turut prihatin akan apa yang dirasakan warganya, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi keresahan warga. "Upaya yang kami lakukan sementara kita carikan tempat yang lebih tinggi, karena menghindari kalau sewaktu-waktu hujan. Upaya ke pemerintah sudah ke kecamatan, ke DLH, tentu saja kita ke kelurahan dan camat juga, dan sampai saat ini dampak banjir masih dirasakan, harapan kita, pemerintah tidak tutup mata," harapnya.

Selain permasalahan keselamatan, masalah kesehatan juga sekarang menjadi momok menakutkan, pasalnya banyak warga yang mengeluh mudah sakit akibat cuaca dan kondisi rumahnya yang sering banjir.

Disaat yang sama, Saut Tambunan selaku warga setempat mengaku kecewa akan adanya penambahan lebar wilayah untuk pelebaran jalan.

"Kalau Row 100 rumah saya tak terdampak. Tapi ini 120, rumah saya kena. Saya sedih harus bagaimana lagi. Anak saya 3, rumah yang saya bangun dan saya sudah tinggal di situ puluhan tahun. Ini tiba-tiba saja mau dibongkar," katanya.

Tampak sedih dan berharap mendapatkan solusi dari pemerintah, Saut menuturkan, sebagian besar warga menerima Pelebaran jalan. Namun, warga mempertanyakan apa alasannya di kawasan mereka ada penambahan Row jalan. "Kami tanya alasannya penambahan, katanya mau dibuat pejalan kaki dan jalan sepeda," ujarnya.

Editor: Yudha