Kepri Catatkan Inflasi 3,37 Persen, Suryono: Masih Tetap Terkendali
Oleh : Aldy
Rabu | 03-04-2024 | 11:44 WIB
0304_ansar-suryono_034934988.jpg
Kepala BI Perwakilan Kepri, Suryono bersama Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, saat mendampingi Wapres RI, KH Ma'ruf Amin, beberapa waktu lalu di Kota Tanjungpinang. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan inflasi sebesar 0,46 persen (mtm).

Secara spasial, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,45 persen (mtm), 0,35 persen (mtm), dan 0,53 persen (mtm).

"Dengan demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 3,37 persen (yoy) atau tetap terkendali dalam kisaran target inflasi 2,5+/-1%," ungkap Kepala BI Perwakilan Provinsi Kepri, Suryono, Rabu (3/4/2024).

Suryono menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi di Provinsi Kepri terutama disebabkan oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau seperti cabai merah, telur ayam ras, kangkung, dan ayam hidup seiring dengan meningkatnya permintaan pada bulan Ramadan.

Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan seiring dengan meningkatnya harga komoditas emas secara global. Di sisi lain, komoditas utama yang menahan laju inflasi berasal dari ketimun, tomat, jeruk, kacang panjang, dan bawang merah.

Menurunnya harga komoditas tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan yang memadai di tengah musim panen. "Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," ungkap Suryono.

Hingga bulan Maret 2024, kata Suryono, TPID telah menggelar 92 kali operasi pasar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kepulauan Riau sebagai langkah antisipasi lonjakan harga sepanjang bulan Rarnadan 1445 H. Kegiatan operasi pasar akan terus diintensifkan menjelang HBKN Idulfitri di seluruh kabupaten/kota, disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi TPID.

Selain itu, TPID Kepri juga telah melaksanakan bimbingan teknis program budidaya Gerakan Sekolah Menanam (GSM) Cabai di lingkungan SMA/SMK se-Kepri, serta upaya pengendalian ekspektasi inflasi dengan himbauan belanja bijak melalui flyer, media cetak, radio, dan TV selama bulan Ramadan. TPID Kepri juga terus memperkuat peran BUMD dalam pengendalian inflasi melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk komoditas cabai dari Sulawesi Utara dan Aceh.

"Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi," sebutnya.

Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain:

1. Kenaikan permintaan terhadap komoditas pangan secara umum menjelang HKBN Idulfitri;

2. Berlanjutnya kenaikan harga beras sejalan dengan kebijakan relaksasi HET yang diperpanjang hingga bulan April; dan

3. Kenaikan harga komoditas aneka rokok. Dalam rangka mengamankan ketersediaan pasokan, TPID mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, mengoptimalkan KAD yang sudah ada serta penjajakan potensi KAD baru, mendorong inovasi dalam budidaya pertanian seperti implementasi smart greenhouse, serta melakukan distribusi bibit dan kelengkapan budidaya cabai dalam rangka GSM di seluruh SMA/SMK se-Kepri.

Untuk menjaga keterjangkauan harga, TPID akan terus konsisten menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah khususnya menjelang HKBN.

"Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi pasokan terjaga dengan aman agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup," pungkas Suryono, yang juga sebagai Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri ini.

Editor: Gokli