Pengiriman PMI Nonprosedural dari Pelabuhan Batam Center Kembali Marak?
Oleh : Aldy
Jumat | 25-08-2023 | 14:44 WIB
Pel-BTC.jpg
Pelabuhan Internasional Batam Center. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural dari pelabuhan resmi di Kota Batam, disinyalir kembali dijalankan para 'pemain' yang tak tersentuh hukum.

Kejahatan kemanusiaan ini sempat berhenti kala Menko Polhukam Mahfud MD turun langsung ke Kota Batam, menyikapi persoalan ini, hingga akhirnya terbentuk Satgas TPPO.

Menurut sumber BATAMTODAY.COM, pengiriman PMI nonprosedural dari Pelabuhan Internasional Batam Center, sudah mulai marak lagi. Bahkan, per harinya sekitar 50-100 orang PMI nonprosedural lolos menyeberang ke Malaysia, dengan berbagai modus baru.

"Sudah hampir dua bulan ini 'main' lagi dari Pelabuhan Batam Center. Puluhan lolos, beberapa orang memang ada yang ditolak," ungkap sumber BATAMTODAY.COM --seorang pria yang juga pernah menggeluti bisnis PMI ilegal, beberapa tahun lalu, Jumat (25/8/2023).

Sumber mengatakan, beberapa PMI nonprosedural itu bisa lolos disebrangkan ke Malaysia diduga kuat karena adanya bantuan oknum petugas. "Pemain yang punya jaringan dengan oknum petugas tentunya bisa lolos menyebrang ke Malaysia. Kalau tidak ada jaringan, itulah meraka yang ditolak itu," jelasnya.

Dikatakan, modus yang digunakan saat ini, yakni para calon PMI nonprosedural itu disuruh berjalan sendiri-sendiri memasuki pos pemeriksaan petugas, dengan modal paspor baru. Modus ini berbeda dari sebelumnya yang langsung dibawa secara bergerombol oleh kaki tangan 'pemain'.

Setelah memasuki pos petugas, kata sumber, calon PMI yang sudah 'dikenali' dengan pspor barunya diloloskan. Jika calon PMI itu tidak 'dikenali' diarahkan ke salah satu ruangan (sember menyebutkan ruangan itu office).

"Di office itu para calon PMI itu dicek lagi. Kalau sekiranya mereka diseberangkan oleh 'pemain' yang dikenali petugas di sana, diloloskan. Kalau tidak, disuruh kembali," kata sumber, yang mengaku beberapa waktu, mendengar ada 'pemain' yang protes karena calon PMI yang diurusnya ditolak menyebrang ke Malaysia.

Ditambahkan sumber, para calon PMI nonprosedural itu bisa lolos menyebrang ke Malaysia, tentunya ada uang pelicin yang mengalir ke oknum petugas. "Informasi yang saya dengar dikisaran Rp 1,5 - 2 juta. Cukup besar juga kalau per harinya bisa lolos 50-100-an orang," katanya.

Adapun rute pelayaran ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Center, kata sumber, per harinya mencapai 10-11 pelayaran. Terdiri dari pelayaran ke Stulang Laut, Pasir Gudang dan Tanjung Pengelih. "PMI itu lebih dominan menyebrang melalui Pasir Gudang. Terkadang bisa banyak Stulang Laut, tergantung amannya lewat mana," ungkap dia.

Sumber juga mengaku, tak lagi mau menggeluti bisnis pengiriman PMI nonprosedural karena teguran dari keluarganya dan takut terkena hukum. "Kalau dibilang permainan itu duit besar, ada benarnya juga. Tetapi saya lebih memilih untuk insaf, sebelum kena proses hukum," tutup dia.

Sementara Kabid Infokim Kantor Imigrasi Kelas I TPI Khusus Batam, Ritus Ramadhan, dikonfirmasi terkait kembali maraknya PMI nonprosedural lolos dari Pelabuhan Internasional Batam Center, awalnya meminta waktu untuk mengkonfirmasi langsung ke Petugas Imigrasi di pelabuhan tersebut.

"Baik, terima kasih infonya, saya coba konfirmasi dulu ke pelabuhan," tulisnya, lewat pesan WhtasApp, Jumat sore.

Tak lama kemudian, Ritus menuliskan, "Bahwa yang dimaksud ke office itu hanya diperdalam wawancara akan keberangakan YBS (yang bersangkutan) berangkat jika dapat membenarkan keberadaan selama di Malaysia dan tidak untuk bekerja tetap akan diberangkatkan, karena kita tidak berhak menolak jika tidak terindikasai akan bekerja di Malaysia, petugas dapat melihat dan mewawancarain dari hasil riwayat perjalanannya."

"Maaf kalau slow respon, saya lagi sekolah lagi/diklat," tutupnya.

Editor: Gokli